Jumat, 14 September 2012

ASUHAN KEBIDANAN HAMIL PATOLOGI DENGAN LETAK LINTANG

ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PATOLOGI PADA Ny. S GII PI A0
UMUR KEHAMILAN 30 MINGGU DENGAN LETAK LINTANG
DISERTAI PLASENTA LETAK RENDAH
DI BPS SRI SULARMI KEDAWUNG
SRAGEN

LOGO
DISUSUN OLEH :
NIKEN RETNANINGTYAS            (10.03.144)
NUR ANNAFI                                  (10.03.148)

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
POLITEKNIK KESEHATAN BHAKTI MULIA
SUKOHARJO
2012


LEMBAR  PERSETUJUAN

Asuhan kebidanan dengan judul “ Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Patologi
Pada Ny. S GII PI A0 Umur Kehamilan 30 Minggu Dengan Letak Lintang Disertai Plasenta Letak Rendah Di BPS Sri Sularmi Kedawung Sragen.” telah disetujui untuk dipresentasikan di DKK Sragen pada tanggal 1 Agustus 2012.


Mahasiswa


Niken Retnaningtyas                                                              Nur Annafi
       (10.03.144)                                                          (10.03.148)


Mengetahui
Pembimbing Lahan/CI                                                Pembimbing Akademi


Hj. RR Sri Sularmi, Amd.Keb                                    Tika Paramitha C,SST





KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT di mana berkat rahmad dan hidayahnya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu yang ditentukan.
Sholawat serta salam juga senantiasa penulis haturkan pada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW yang telah membimbing kita semua dari jaman yang buta atas pengetahuan ke jaman yang penuh dengan kecanggihan sebagaimana kita rasakan pada saat ini.
Dalam makalah ini penulis mengambil tema kasus kehamilan “LETAK LINTANG DISERTAI PLACENTA LETAK RENDAH” yang di dalamnya akan dibahas mengenai pengertian kehamilan letak lintang, pengertian placenta letak rendah dan komplikasi yang akan muncul serta penanganannya.
Kami ucapkan pula dari berbagai pihak yang telah mendukung terselesaikanya makalah asuhan kebidanan ini, tanpa kalian maka kami semua akan mengalami banyak sekali kesulitan.
Penulis menyadari masih banyak sekali kekurangan yang terdapat dalam tindakan dan penulisan makalah ini, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan saran yang bersifat membangun.
Terima kasih atas perhatiannya, semoga makalah ini senantiasa bermanfaat bagi kita semua.

Sukoharjo, Juli 2012

Penulis


DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
LEMBAR PERSETUJUAN .................................................................................. ii
KATA PENGANTAR........................................................................................... iii
DAFTAR ISI  ........................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................ 1
B.  Tujuan...................................................................................................... 2
C.  Manfaat  ................................................................................................. 3           
BAB II LANDASAN TEORI
A.    Pengertian Kehamilan............................................................................ 4
B.     Pengertian Kehamilan Letak Lintang ............................................ ....... 8
C.     Pengertian Plecenta Letak Rendah...................................................... 14
D.    Managemen 7 Langkah Varney .......................................................... 15
BAB III TINJAUAN KASUS ............................................................................. 18
BAB IV PEMBAHASAN.................................................................................... 34
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 35
DAFTAR PUSTAKA



BAB I
PENDAHULUAN
A.  LATAR BELAKANG
Kehamilan merupakan suatu proses yang dimulai sejak pembuahan sampai dengan lahirnya hasil pembuahan. Kehamilan mempengaruhi tubuh ibu secara keseluruhan dengan menimbulkan perubahan fisiologi yang pada hakekatnya terjadi di seluruh sistem organ (Kusmiyati dkk, 2009).
Salah satu perubahan yang terjadi yaitu perubahan sirkulasi darah ibu, termasuk di dalamnya perubahan pada sel darah. Sel darah merah makin meningkat jumlahnya untuk mengimbangi pertumbuhan janin dalam rahim, tetapi pertambahan sel darah merah tidak seimbang dengan peningkatan volume darah sehingga terjadi hemodilusi yang disertai anemia fisiologis (Manuaba, 2010).
World Health Organization (WHO) memperkirakan di seluruh dunia lebih dari 585.000 ibu meninggal tiap tahun saat hamil atau bersalin. Di Indonesia menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, angka kematian ibu masih cukup tinggi, yaitu 228 per 100.000 kelahiran hidup. Prioritas penyebab langsung kematian ibu adalah perdarahan (28%), eklampsia (24%), infeksi (11%), abortus (5%) dan partus lama (5%). Perdarahan menempati persentase tertinggi penyebab kematian ibu, anemia dan kekurangan energi kronis (KEK) pada ibu hamil menjadi penyebab utama terjadinya perdarahan dan infeksi (Profil Kesehatan Indonesia, 2010).
Angka kematian ibu (AKI) provinsi Jawa Tengah tahun 2010 adalah 104 per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab kematian ibu tersebut disebabkan karena perdarahan ( 19,65 % ), infeksi ( 5,51% ), eklampsia ( 31,02 % ), lain – lain (38,61 % ) (Mardiatmo, 2010 ). Angka kematian ibu (AKI) di Surakarta pada tahun 2009 adalah 153,82 per 100.000 kelahiran hidup, mengalami kenaikan bila dibandingkan tahun 2008 49,01 per 100.000 kelahiran hidup .
Sedangkan target Millenium Development Goal’s (MDG’s) salah satunya adalah mengurangi angka kematian ibu (AKI) di seluruh dunia sebesar 75% dari tahun 1900 ke 2015. Sebagai gambaran pada tahun 1990 AKI di Indonesia masih sekitar 408/100.000 kelahiran hidup, sesuai target MDG’s di tahun 2015 akan menjadi 102/100.000 kelahiran hidup. Di sisi lain berdasarkan analisis trend penurunan AKI periode 1900 – 2015 ternyata diperkirakan hanya akan mencapai 52-55% sehingga kemungkinan besar target MDG’s tentang AKI di Indonesia sulit tercapai (Bapenas, 2007). Penyebab tidak langsung kesakitan dan kematian ibu adalah kejadian anemia pada ibu hamil sekitar 51% dan pada ibu nifas 45% (Depkes,2003).
Letak lintang terjadi bila sumbu memanjang ibu membentuk sudut tegak lurus dengan sumbu memanjang janin. Insidensi letak lintang adalah sekitar 1:500. Keadaan ini merupakan malposisi yang gawat dan tidak bisa dibiarkan begitu saja. Letak lintang merupakan suatu kondisi berbahaya dan memiliki resiko tinggi bagi ibu dan janin karena dapat menyebabkan persalinan macet.( Harry Oxorn William R. Forte. 2010)
B.  TUJUAN
1.    Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan kehamilan patologi pada Ny. S G2 P1 A0 dengan kehamilan letak lintang disertai placenta letak rendah dengan manajemen 7 langkah Varney secara komprehensif.
2.    Tujuan Khusus
a.    Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data dasar subyektif dan obyektif pada asuhan kebidanan Ny. S G2 P1 A0 dengan letak lintang disertai placenta letak rendah di BPS Sri Sularmi Kedawung Sragen.
b.    Mahasiswa mampu melakukan interpretasi data pada asuhan kebidann Ny.S G2 P1 A0 dengan letak lintang disertai placenta letak rendah di BPS Sri Sularmi Kedawung Sragen.
c.    Mahasiswa mampu menentukan diagnosa potensial pada asuhan kebidanan sesuai dengan 7 langkah Varney.
d.   Mahasiswa mampu menentukan tindakan segera pada asuhan kebidanan Ny.S G2 P1 A0 dengan letak lintang disertai placenta letak rendah di BPS Sri Sularmi Kedawung Sragen sesuai dengan 7 langkah Varney.
e.    Mahasiswa mampu melaksanakan  tindakan segera pada asuhan kebidanan Ny.S G2 P1 A0 dengan letak lintang disertai placdnta letak rendah di BPS Sri Sularmi Kedawung Sragen sesuai dengan 7 langkah Varney.
f.     Mahasiswa mampu menentukan evaluasi pada asuhan kebidanan Ny.S G2 P1 A0 dengan letak lintang disertai placenta letak rendah di BPS Sri Sularmi Kedawung Sragen sesuai dengan 7 langkah Varney.
C.  MANFAAT
1.         Bagi masyarakat khususnya ibu hamil
Dapat digunakan sebagai landasan akan pentingnya Antenatal Care selama kehamilan terutama berkaitan dengan letak dan posisi janin sehingga dapat diketahui lebih dini adanya kelainan dan tindakan antisipasi.
2.         Bagi tenaga kesehatan / rumah sakit
Dapat menambah wawasan bagi tenaga kesehatan, sehingga dapat mengenali secara dini tanda-tanda bahaya kehamilan.
3.         Bagi institusi pendidikan
Menambah ilmu pengetahuan tentang Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dengan letak lintang disertai placenta letak rendah dan memperkaya referensi sebagai bahan referensi.
4.         Bagi instansi kesehatan
Dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan terutama dalam penanganan klien, terutama ibu hamil dengan letak lintang disertai placenta letak rendah.
5.         Bagi penulis
Menambah pengetahuan dan pengalaman mengenai asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan letak lintang disertai placenta letak rendah.






BAB II
LANDASAN TEORI
     I.          Kehamilan
a.    Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah mata rantai yang berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi pelepasan ovum, terjadi migrasi spermatozoa dan ovum, terjadi konsepsi dan pertumbuhan zigot, terjadi nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm (Manuaba, 2010).
Kehamilan merupakan proses yang alamiah (normal) dan bukan proses patoligis, tetapi kondisi normal dapat menjadi patologi/abnormal. Menyadari hal tersebut dalam melakukan asuhan tidak perlu melakukan intervensi-intervensi yang tidak perlu kecuali ada indikasi (Kusmiyati dkk, 2009).
b.    Diagnosa KehamilanKehamilan
1)   Tanda tidak pasti hamil
a)    Rahim membesar
b)   Tanda hegar
Tanda hegar diketahui melalui pemerikasaan bimanual pada usia pada usia kehamilan 6-8 minggu. Pada pemeriksaan ini akan didapatkan konsistensi rahim, terutama pada bagian isthmus uteri teraba lunak.
c)    Tanda Chadwick, yaitu warna kebiruan pada serviks, vagina, dan vulva.
d)   Tanda piskacek, yaitu pembesaran uterus ke salah satu arah sehingga menojol jelas kearah pembesaran tersebut.
e)    Braxton hiks
Bila uterus dirangsang (distimulasi dengan diraba) akan mudah berkontraksi.
f)    Basal Metabolisme Rate (BMR) meningkat
g)   Ballottement positif
Jika dilakukan pemeriksaan palpasi di perut ibu dengan cara menggoyangkan-goyangkan salah satu sisi, maka akan terasa “ pantulan” di sisi yang lain.
h)   Tes urine kehamilan positif
Tes urine dilaksanakan minimal satu minggu setelah terjadi pembuahan. Tujuan dari pemeriksaan ini adalah mengetahui kadar hormone gonadotropin dalam urine (Sulistyawati, 2009).
2)   Tanda-tanda kemungkinan hamil
a)    Amenorea/ tidak mengalami menstruasi sesuai siklus (terlambat haid)
b)   Nausea (enek), anoreksia (tidak ada nafsu makan), emesis (muntah), dan hipersalivasi (umor).
c)    Pusing.
d)   Miksi/sering buang air kecil.
e)    Konstipasi.
f)    Hiperpigmentasi: stiae, cloasma, linea nigra.
g)   Varices.
h)   Payudara menegang.
i)     Perubahan perasaan.
j)     Berat badan bertambah.
k)   Perubahan berat badan. (Sulistyawati, 2009)
3)   Tanda pasti hamil
a)    Gerakan janin dalam rahim (primi 18 minggu, multi 16 minggu).
b)   Denyut jantung janin (laenec 18-20 minggu, dopler 12 minggu) (Kusmiyati, 2009).
4)   Perubahan anatomi dan fisiologis pada ibu hamil
a)    Uterus
Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama di bawah pengaruh hormon estrogen dan progesterone. Hipertropi (pembesaran serabut otot dan jaringan fibroelastis yang sudah ada) otot polos uterus dan serabut-serabut kolagen yang menjadi higroskopik akibat meningkatnya kadar estrogen sehingga uterus dapat mengikuti pertumbuhan janin. Selain uterus bertambah besar uterus juga mengalami perubahan berat, bentuk dan posisi. Dinding otot menjadi kuat dan elastis, fundus serviks mudah fleksi. Pada kehamilan 8 minggu uterus dan serviks melunak dan membesar sehingga fundus menekan kandung kemih mengakibatkan wanita hamil sering berkemih. Pembesaran uterus di tiap-tiap usia kehamilan, meliputi:
(1) Kehamilan 8 minggu membesar sebesar telur bebek
(2) Pada kehamilan 10-12 minggu sebesar telur angsa. Ismus hypertropi menjadi lebih panjang dan lunak (tanda hegar). Pada saat itu fundus uteri telah dapat diraba dari luar di atas sympisis. 
(3) Kehamilan 16 minggu, uterus sebesar kepala bayi. Diluar fundus kira-kira terletak pertengahan antara pusat dan simfisis. Ismus bagian sari corpus uteri.
(4) Kehamilan 20 minggu, fundus terletak kira-kira 2 jari dibawah pusat sampai di pinggir bawah pusat.
(5) Kehamilan 24 minggu, fundus uteri tepat dipinggir atas pusat.
(6) Kehamilan 28 minggu, terletak kira-kira 3 jari diatas pusat atau sepertiga jarak antara pusat ke prosesus xipoideus (±25 cm)
(7) Kehamilan 32 minggu, fundus uteri terletak pada  pertengahan antara pusat dengan prosesus xipoideus (± 27).
(8) Kehamilan 36 minggu, fundus uteri terletak kira-kira 1 jari dibawah  prosesus xipoideus (± 30).
(9) Kehamilan 40 minggu, fundus uteri terletak kira-kira 3 jari dibawah  prosesus xipoideus.
Pada trimester terakhir ismus lebih nyata menjadi korpus uteri dan berkembang menjadi segmen bawah rahim (SBR). Pada kehamilan tua karena kontraksi otot-otot bagian atas uterus, SBR menjadi lebar dan tipis, tampak batas yang nyata antara bagian atas yang lebih tebal dan segmen bawah yang lebih tipis batas itu dikenal sebagai lingkar retraksi fisiologik (Kusmiyati dkk, 2009).
b)   Sirkulasi darah
Volume darah meningkat karena hidremia (pencairan darah) dan haemodilusi kurang lebih 25%. Haemodilusi mulai jelas meningkat pada kehamilan 16 minggu dan maksimal pada kehamilan 32 minggu sehingga cardiac output meningkat 30%. Hidremia perlu karena daerah yang divascularisasi lebih luas (uterus, plasenta, pembuluh darah lebih besar, organ-organ lain lebih aktif).
Keuntungan hidraemia adalah darah lebih encer, tekanan perifer lebih kecil menjadi sehingga kerja jantung tidak terlalu berat. Daerah yang divascularisasi menjadi lebih luas. Saat partus, sel darah merah, Hb dan Fe (ferum) yang terbuang relative lebih sedikit.
Jumlah leukosit meningkat sampai 10.000/ml dan trombosit meningkat, hematrokit cenderung menurun, eritrosit cenderung meningkat untuk memenuhi transport oksigen. Hb terlihat menurun, walaupun sebenarnya lebih besar dibandingkan Hb orang yang tidak hamil karena haemodilusi. Setelah partus terjadi haemokonsentrasi pada hari ke 3 sampai 5 postpartum (Kusmiyati dkk, 2009).
c)    Volume Plasma
Volume plasma meningkat pada usia kehamilan 10 minggu dan terus meningkat secara perlahan dan mencapai batas maksimum pada usia kehamilan 30-34 minggu. Perubahan rata-rata volume plasma ibu berkisar antara 20-100 %. Volume plasma meningkat rata-rata 50% semantara massa RBC (Red Blood Cell) meningkat hanya 18-30%, hematocrit menurun selama kehamilan yang normal. Hal ini disebut anemia fisiologi dalam kehamilan (Pusdiknakes, 2003).
d)   System gastrointestinal
Rahim yang semakin membesar akan menekan rectum dan usus bagian bawah, sehingga terjadi sembelit atau konstipasi. Sembelit semakin berat karena gerakan otot di dalam usus diperlambat oleh tingginya kadar progesterone.
Wanita hamil sering mengalami rasa panas di dada (heartburn) dan sendawa, yang kemungkinan terjadi karena makanan lebih lama berada di dalam lambung dan karena relaksasi sfingter di kerongkongan bagian bawah yang memungkinkan isi lambung mengalir kembali ke kerongkongan. (Sulistyawati, 2009).
e)    System metabolisme
Akibat pengaruh hormon estrogen, pengeluaran asam lambung meningkat yang dapat menyebabkan morning sickness. Tonus otot traktus digestivus menurun akibat makanan dalam lambung lebih lama dan apa yang dicerna lebih lama berada dalam usus. Hal ini mungkin baik untuk resorbsi namun akan menimbulkan obstipasi. (Winkjosastro, 2006).
f)    System Pernapasan
Ruang abdomen yang membesar oleh karena meningkatnya ruang rahim dan pembentukan hormone progesterone menyebabkan paru-paru berfungsi sedikit berbeda dari biasanya. Wanita hamil bernapas lebih cepat dan dalam karena memerlukan lebih banyak oksigen untuk janin dan untuk dirinya (Sulistyawati, 2009).

g)   Kenaikan berat badan
Terjadi kenaikan berat badan sekitar 5,5 kg, penambahan BB dari mulai awal kehamilan sampai akhir kehamilan adalah 11-12 kg (Kusmiyati dkk, 2009).

      II.     LETAK LINTANG
A.  DEFINISI
Letak lintang terjadi bila sumbu memanjang ibu membentuk sudut tegak lurus dengan sumbu memanjang janin. Oleh karena itu seringkali bahu terletak diatas PAP, malposisi ini disebut juga presentasi bahu. Bayi berada benar-benar melintang terhadap perut ibu atau miring dengan kapala atau bonb ada di fossa iliaca. Umumnya bokong lebih tinggi dari kepala. Penunjuknya adalah scapula: tempat kepala menentukan posisinya yaitu kiri atau kanan, sedangkan punggung menunjukkan kedudukan anterior atau posterior. Jadi LScP berarti letak lintang, kepala di sebelah kiri ibu dan punggung janin di belakang. Bagian yang benar-benar ada diatas PAP mungkin bahu, punggung, perut, dada atau sisi badan janin. (Harry Oxorn William R. Forte. 2010)
B.  INSIDENSI
Insidensi letak lintang adalah sekitar 1:500. Keadaan ini merupakan malposisi yang gawat dan tidak bisa dibiarkan begitu saja.( Harry Oxorn William R. Forte. 2010)
C.  ETIOLOGI
Setiap keadaan yang menghalangi masuknya kepala atau bokong dapat merupakan predisposisi letak lintang. Kelainan ini lebih sering terjadi pada multipara dibanding primigravida oleh karena kelemahan otot-otot uterus dan abdomen. Faktor-faktor etiologis lain meliputi plasenta previa, tumor yang menyebabkan obstruksi, kehamilan ganda, anomal janin,hydramnion,prematuritas, disproporsi kepala panggung, kelainan-kelainan uterus sepeti uterus subseptus, uterus arcuatus dan uterus bicornis, dan panggung sempit. Sering kali tidak dapat ditemukan faktor etiologisnya dan dianggap malposisi terjadi secara kebetulan. Ketika persalinan mulai kepala ada diluar segmen bawah rahim dan bahu didorong masuk panggul.( Harry Oxorn William R. Forte. 2010)
D.  PATOFISOLOGI
·        Relaksasi dinding abdomen pada perut yang menggantung menyebabkan uterus beralih ke depan, sehingga menimbulkan defleksi sumbu  memanjang bayi menjauhi sumbu jalan lahir, menyebabkan terjadinya posisi obliq atau melintang.
·         Dalam persalinan terjadi dari posisi logitudinal semula dengan berpindahnya kepala atau bokong ke salah satu fosa iliaka Diagnosis letak lintang. (Harry Oxorn William R. Forte. 2010)
E.   PEMERIKSAAN ABDOMINAL
1.    Terlihat abdomen tidak simetris
2.    Sumbu memanjang janin melintang terhadap perut ibu
3.    Fundus uteri lebih rendah dari yang dihadapkan sesuai dengan umur kehamilan. Dikatakan uterus jongkok. Batas atasnya dekat pusat dan lebih lebar dari biasa
4.    Di kutub atas dan bawah uterus tidak teraba kepala maupun bokong
5.    Kepala dapat diraba di salah satu sisi ibu
6.    Bokong teraba disisi lain. (Harry Oxorn William R. Forte. 2010)
F.   DENYUT JANTUNG JANIN
Denyut jantung janin terdengar paling jelas dibawah pusat dan tidak mempunyai arti diagnostik dalam penentuan letak.( Harry Oxorn William R. Forte. 2010)
G.  PEMERIKSAAN VAGINAL
Yang paling penting adalah hasil negatif, tidak teraba kepala maupun bokong. Bagian terendah janin tinggi diatas PAP. Kadang-kadang dapat diraba bahu, tangan, iga atau punggung anak. Oleh karena bagian terendah tidak dengan baik menutup panggul mungkin ketuban menonjol kedalam vagina.( Harry Oxorn William R. Forte. 2010)
H.  PEMERIKSAAN SINAR-X
Pemeriksaan sinar-X berguna untuk memasukkan diagnosis dan untuk mengetahui adanya kelainan janin atau panggul ibu. (Harry Oxorn William R. Forte. 2010)
I.     PENGARUH LETAK LINTANG PADA PERSALINAN
·         Letak lintang merupakan suatu kondisi berbahaya dan memiliki resiko tinggi bagi ibu dan janin karena dapat menyebabkan persalinan macet.
·         Ada kalanya janin yang pada permulaan persalinan dalam keadaan letak lintang,  berputar sendiri menjadi letak memanjang. Keadaan ini disebut versio spontanea. Hal ini mungkin terjadi bila ketuban masih utuh.
·         Letak lintang menyebabkan persalinan macet dan untuk kejadian ini tidak ada mekanisme persalinannya.
J.     KOMPLIKASI
1.    Pada maternal
a.    Ruptur uteri dan traumatik uteri
b.    Infeksi
c.    Terdapatnya letak lintang kasep (Neglected Transverse Lie)
Yang berpotensi meningkatkan kematian pernatal,  diketahui dengan :
·      Adanya ruptur uteri mengancam
·      Tangan yang di masukan kedalam kavum uteri terjepit antara janin dan panggul
·      Dengan narkosa dalam sulit merubah letak janin (Mochtar,1995)
Meningkatnya kematian maternal karena :
·         Letak lintang selalu disertai plasenta previa
·         Kemungkinan terjadi cedera tali pusat meningkat
·         Keharusan tindakan Operasi SC tidak bisa dihindari Sepsis setelah ketuban pecah atau lengan menumbung melalui vagina.
2.     Pada janin
Kematian janin akibat :
·         Prolaps funikuli
·         Aspiksia karena gangguan sirkulasi uteroplasental
·         Tekukan leher yang kuat (DS Bratakoesoema,2005 & Cuningham,1995)
K.  TANDA DAN GEJALA
a.    Dengan inspeksi biasanya abdomen melebar kesamping dan fundus uteri membentang sedikit diatas umbilikus.
b.    Ukuran tinggi fundus uterus lebih rendah tidak sesuai dengan umur kehamilan.


c.    Pada palpasi :
·      Leopold 1 tidak ditemukan bagian bayi di daerah fundus uteri
·      Leopold 2 balotemen kepala teraba pada salah satu fosa iliaka dan bokong pada fosa iliaka yang lain
·      Leopold 3 & 4 memberikan hasil negatif
d.   Punggung mudah diketahui dengan palpasi, pada punggung anterior suatu dataran keras terletak melintang dibagian depan perut ibu. Pada punggung posterior bagian kecil dapat ditemukan pada tempat yang sama.
e.    Bunyi jantung janin terdengar di sekitar umbilicus
f.       Pada pemeriksaan dalam : Pada awal persalinan bagian presentasi akan sangat tinggi dan sangat sulit untuk dijangkau.
g.    Karena bagian presentasi yang buruk, selaput ketuban mungkin menggantung di vagina atau dapat lebih cepat pecah.
h.    Kelahiran stadium awal,  bagian dada bayi dapat dikenali dengan adanya rasa bergigi tulang rusuk diatas pintu atas panggul
i.      Kelahiran stadiun pertengahan, skapula dan kavikula pada sisi thoraks yang lain akan dapat dibedakan. Posisi aksila menunjukan sisi tubuh ibu tempat bahu bayi menghadap. Punggung dapat ditentukan dengan terabanya skapula dan ruas tulang belakang, sedangkan dada dengan teraba klavikula.
j.      Kehahiran stadium lanjut, bahu masuk serta terjepit dalam rongga panggul dan salah satu tangan atau lengan sering menumbung ke dalam vagina dan lewat vulva. Pada beberapa kasus lengan dapat prolaps dan pemeriksa dapat membedakannya dengan kaki :
Ø  Sikut lebih tajam daripada lutut
Ø  Jari tangan lebih panjang daripada jari kaki
Ø  Jari tangan tidak memiliki panjang yang sama
Ø  Tangan tidak memiliki batas sudut terhadap lengan
Ø  Ibu jari dapat disembunyikan ke dalam
Ø  Kepalan tangan dapat tertutup
Ø  Lutut mempunyai patela
k.      Pada pemeriksaan USG didapatkan letak lintang ( Hanifa,1992 & Cuningham,1995 & Mochrar,1995)

L.   PENATALAKSANAAN
1.    Pada kehamilan
a.    Deteksi dini oleh bidan
·      Konfirmasi umur kehamilan
·      Pemeriksaan luar
·      Mengenali faktor resiko
·      Diagnosis
·      Konseling
·      Rujukan (MNH,2002 )
b.    Penanganan pada kehamilan dilakukan oleh ginekolog
·      Versi luar
Menurut Phelan (1986)  versi luar efektif dilakukan pada usia kehamilan setelah 39 minggu karena tingginya perubahan spontan ke letak logitudinal . untuk menghindari perubahan ke posisi awal dilakukan pemasangan korset untuk fiksasi (Hanifa,1992)`
·      Pemanatauan letak dan keadaan janin melalui ANC.
·      Memasuki persalinan dianjurkan untuk masuk rumah sakit lebih dini agar dapat ditentukan diagnosa dan panatalaksanaan
2.    Pada Persalinan
a.    Deteksi dini oleh bidan
b.    Konfirmasi umur kehamilan
·      Pemeriksaan luar
·      Mengenali faktor resiko
·      Melakukan  pemeriksaan dalam
·      Diagnosis
·      Konseling
c.         Rujukan Persiapan persalinan        
·      Pemantau persalinan dengan partograf
·      Pemantauan kondisi kelainan  janin
·      Pemberian cairan infus dan pemeriksaan laboratorium
·      Pemantau DJJ  dan his secara elektronis
·      Dukungan mental pada ibu
·      Persiapan tenaga dan alat untuk mengantisifasi terjadi kegawatdaruratan
d.   Persalinan  dilakukan di rumah sakit dengan fasilitas operasi dan kegawat daruratan neonatal, dilakukan oleh ginekolog kolaborasi dengan pediatrik
e.    Versi luar masih mungkin dilakukan pada pasien inpartu , dengan syarat :
·      Pembukaan < 4 cm
·      Ketuban masih utuh
f.      Pada primigravida apabila versi luar tidak berhasil pertimbangkan untuk segera dilakukan SC :
·      Bahu tidak dapat melakuan dilatasi pada servik dengan baik, sehingga pada primigravida kala 1 menjadi lama dan pembukaan serviks sukar menjadi lengkap
·      Tidak ada bagian besar janin yang menahan tekanan intra uterin sewaktu his maka lebih sering terjadi ketuban pecah sebelum pembukaan sempurna dan dapat mengekibatkan prolaps funikuli
·      Pada primi versi ekstraksi sukar dilakukan
g.    Pada janin kecil dan sudah mati adan menjadi lembek persalinan dapat terjadi spontan, dengan cara :
·      Cara Denman
Bahu tertahan pada simpisis dan dengan fleksi kuat dibagian bawah tulang belakang, badan bagian bawah, bokong dan kaki turun diringga panggul dan lahir kemudian disusul dengan bagian badan atas dan kepala.
·      Cara Douglas
Bahu masuk ke dalam rongga panggul, kemudian dilewati oleh bokong dan kaki sehingga bahu,bokong dan kaki lahir, selanjutnya disusul oleh lahirnya kepala
h.    Pada multiparitas, pertolongan persalinan letak lintang tergantung dari beberapa faktor. Apabila riwayat obstetrik baik dapat ditunggu hingga pembukaan lengkap, kemudian dilakukan versi ekstraksi atau mengakhiri persalinan dengan SC.
i.      Persalinan dengan sc pada letak lintang di indikasikan , untuk menghindari resiko perinatal (cuningham,1995 & hanifa 1992, Mochtar,1995)
III.          PLASENTA LETAK RENDAH
A.  PENGERTIAN
Dikutip dari Prof. Sulaiman Sastrowinata. Obstetri Fisiologi. 1983. Bandung. Berdasarkan pendapat beliau plasenta letak rendah (Low Lying Placenta) adalah tepi plasenta berada 3 – 4 cm diatas pinggir pembukaan. Pada pemeriksaan dalam tidak teraba. Dan plasenta yang implantasinya rendah tapi tidak sampai keostium uteri internum.
Menurut Browne, klasifikasi plasenta previa didasarkan atas terabanya jaringan plasenta melalui pembukaan jalan lahir pada waktu tertentu, yaitu:
·        Plasenta Previa Totalis
Bila plasenta menutupi seluruh jalan lahir pada tempat implantasi jelas tidak mungkin bayi dilahirkan in order to vaginam (normal/spontan/biasa), karena risiko perdarahan sangat hebat.
·        Plasenta Previta Parsialis
Bila hanya sebagian/separuh plasenta yang menutupi jalan lahir. Pada tempat implantasi inipun risiko perdarahan masih besar dan biasanya tetap tidak dilahirkan melalui pervaginam.
·        Plasenta Previa Marginalis
Bila hanya bagian tepi plasenta yang menutupi jalan lahir bisa dilahirkan pervaginam tetapi risiko perdarahan tetap besar.
·        Low Lying Placenta (Plasenta Letak Rendah)
Lateralis plasenta atau kadang disebut juga plasenta berbahaya tempat implantasi beberapa millimeter atau cm dari tepi jalan lahir risiko perdarahan tetap ada, namun bisa dibilang kecil, dan bisa dilahirkan pervaginam dengan aman. Pinggir plasenta berada kira-kira 3 atau 4 cm diatas pinggir pembukaan, sehingga tidak akan teraba pada pembukaan jalan lahir.

B.  KELUHAN
Keluhan adanya plasenta previa yang biasanya muncul adalah pendarahan dari kemaluan yang tidak terasa nyeri, darah berwarna merah segar, perut tidak tegang, tidak ada kontraksi, dan bila terjadi perdarahan banyak dapat menimbulkan syok dan anemia. Pada pemeriksaan ditemukan adanya kelainan letak janin, bagian terbawah (kepala atau bokong) tidak masuk panggul. Plasenta previa dipastikan dengan pemeriksaan ultrasonografi (USG) atau dilakukan pemeriksaan dalam di atas meja operasi (PDMO).

C.  PENANGANAN
Apabila plasenta previa menutupi jalan lahir baik total maupun sebagian maka tindakan bedah sesar merupakan pilihan paling aman. Jika plasenta tidak menutupi mulut rahim (plasenta marginalis atau letak rendah) maka persalinan pervaginam bisa dilakukan selama tidak ada perdarahan banyak saat persalinan.  Masalah yang sering terjadi adalah jika terjadi  perdarahan saat janin belum cukup bulan (38 minggu) maka tindakan persalinan dapat dilakukan jika terjadi perdarahan berulang dan banyak. Maka umumnya dokter akan memberikan obat pematangan paru bagi janin. Apabila perdarahan berhenti maka dapat dilakukan tindakan konservatif (persalinan ditunggu hingga janin cukup bulan).

   IV.     MANAGEMEN 7 LANGKAH VARNEY
1.    Pengertian Manajemen kebidanan
Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis mulai dari pengkajian, analisa data, diagnosa kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Asuhan kebidanan adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggung jawab dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai kebutuhan dalam bidang kesehatan ibu masa hamil.
2.    Langkah-langkah manajemen kebidanan 7 langkah Varney adalah sebagai berikut:
a.   Langkah I: Pengumpulan data dasar
Mengumpulkan data dasar yang menyeluruh untuk mengevaluasi ibu hamil.(Varney, 2006).
Merupakan langkah awal dengan mengumpulkan semua informasi yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien, baik dari hasil anamnesa dengan klien, suami atau keluarga, hasil pemeriksaan dan dari dokumen pasien yang meliputi data subyektif dan data obyektif (Depkes RI, 2003).

1)   Data Subyektif
Merupakan data yang diperoleh melalui anamnesis atau wawancara dengan pasien atau keluarga pasien
2)   Data obyektif
Data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh bidan
b.    Langkah II : Interpretasi data dasar
Interpretasi data adalah proses identifikasi yang akurat atas masalah-masalah berdasarkan interpretasi yang benar atas data yang dikumpulkan pada langkah ini data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan menjadi masalah atau diagnosa spesifik yang sudah diidentifikasi (Varney, 2006).
1)      Diagnosa kebidanan
2)      Masalah
3)      Kebutuhan
c.    Langkah III :  Mengidentifikasikan masalah atau diagnosa potensial
Mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial berdasarkan masalah dan diagnosa saat ini berkenaan dengan tindakan antisipasi dan (Varney, 2006).
d.   Langkah IV : Mengidentifikasi dan menetapkan kebutuhan yang memerlukan penanganan segera
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan/ dokter dan/ atau untuk dikonsulkan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien (Varney, 2006).
e.   Langkah V : Menyusun rencana asuhan yang komprehensif/ menyeluruh
Langkah ini dilakukan dengan mengumpulkan setiap infomasi tambahan yang hilang atau diperlukan untuk melengkapi data dasar. Sebuah rencana perawatan yang menyeluruh tidak hanya melibatkan kondisi ibu yang terlihat dan masalah lain yang berhubungan tetapi juga menggambarkan petunjuk antisipasi bagi ibu tentang apa yang akan terjadi selanjutnya. (Varney, 2006).
Semua keputusan yang dibuat untuk mengembangkan rencana perawatan yang menyeluruh harus mencerminkan rasional valid, yang didasarkan pada pengetahuan teoritis terkait yang terkini dan tepat juga pada pemahaman yang valid tentang apa yang ibu atau orang tua akan atau tidak akan lakukan. (Varney, 2007 ).


f.    Langkah VI : Melaksanakan perencanaan
Langkah keenam adalah pelaksanaan rencana perawatan komprehensif. Dalam situasi dimana bidan berkolaborasi dengan dokter untuk menangani klien yang komplikasi.Manajemen yang efisien akan menyingkat waktu dan biaya serta meningkatkan mutu dan asuhan klien (Varney, 2006).
g.   Langkah VII : Evaluasi
Evaluasi merupakan tindakan untuk memeriksa apakah rencana perawatan yang dilakukan benar-benar telah telah mencapai tujuan, yaitu memenuhi kebutuhan ibu (Varney, 2006).
  V.          KEWENANGAN BIDAN
Bidan dalam memberikan asuhan harus berdasarkan hukum perundang-undangan dan hukum yang berlaku dengan tenaga kesehatan, yaitu klien sebagai penerima jasa kesehatan mempunyai dasar hukum dan merupakan peraturan pemerintah, yang berarti sama-sama mempunyai hak dan kewajiban. Sehingga penyimpangan terhadap hukum dapat dihindarkan (IBI, 2004).
Peran bidan sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1464/MENKES/PER/X/2010, BAB III tentang penyelenggaraan praktik pada pasal 9 Bidan dalam menjalankan praktik, berwenang untuk memberikan pelayanan yang meliputi: pelayanan kesehatan ibu, pelayanan kesehatan anak dan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana.
Pada pasal 10 Bidan dalam memberikan pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang berhubungan dengan kasus yanga diambil bidan berwenang untuk penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan perujukan, pemberian tablet Fe pada ibu hamil, penyuluhan dan konseling.






BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PATOLOGI PADA Ny. S GII PI A0
UMUR KEHAMILAN 30 MINGGU DENGAN LETAK LINTANG
DISERTAI PLASENTA LETAK RENDAH
DI BPS SRI SULARMI KEDAWUNG

No Register                 : -
Tgl masuk                    : 24-07-2012                            Jam : 12.10 WIB
I.       PENGKAJIAN
Tanggal           : 24-07-2012                            Jam : 12.10 WIB
A.           DATA SUBYEKTIF

BIODATA
IBU
SUAMI
Nama
Umur
Agama
Pendidikan
Pekerjaan/penghasilan
Suku/Bangsa
Alamat
No.telp/ Hp
: Ny. S
: 30 tahun
: Islam
: SMP
: Swasta
: Jawa/Indonesia
: Miri Rt.07 Celep Kedawung
: -
: Tn. S
: 30 tahun
: Islam
: SD
: Swasta
: Jawa/Indonesia
: Miri Rt.07 Celep Kedawung
: -



  1. Kunjungan saat ini      ¨ Kunjungan Pertama            √ Kunjungan Ulang
Alasan Masuk / Keluhan Utama :
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya, saat ini ibu merasakan nyeri pinggang dan perasaan sedikit cemas dalam menghadapi persalinannya nanti.

  1. Riwayat Menstruasi
a. Menarche   : 12   th
e. Banyaknya    : 3xganti pembalut
b. Siklus         : 28 hari, teratur
f. Dismenorhae  : tidak
c. Lama          : 5 hari    
g. Fluor Albus   :  tidak      , Sifat : -
d. Sifat darah : encer        


  1. Riwayat Perkawinan
a. Kawin                                  :  1    kali.
b. Kawin pertama umur          :  21  th.
c. Dengan suami sekarang       :   9   th.
  1. Riwayat Kesehatan
a.    Riwayat Kesehatan Yang Lalu :
Ibu mengatakan tidak pernah mengalami penyakit berbahaya, menular atau menahun seperti jantung, hepatitis, diabetes mellitus,HIV/AIDS, hipertensi, anemia dll tetapi ibu pernah dirawat di Rumah Sakit selama 2 hari karena perdarahan pada tanggal 1 April 2012 s/d 2 April 2012.
b.    Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada anggota keluarga yang pernah mengalami penyakit berbahaya, menular atau menahun seperti jantung, hepatitis, diabetes mellitus,HIV/AIDS, hipertensi, anemia dll
c.    Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu mengatakan saat ini tidak sedang mengalami penyakit berbahaya, menular atau menahun seperti jantung, hepatitis, diabetes mellitus,HIV/AIDS, hipertensi, anemia dll, hanya saat ini ibu merasakan nyeri pinggang.




  1. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas Yang Lalu
Tabel 3.1: Riwayat kehamilan,persalinan dan nifas ibu
Kehamilan
Persalinan
Nifas

Ke

Periksa di

Oleh

Kompli-kasi

Tgl
 Lahir

Umur
Kehami-lan

Jenis
Persali-nan

Peno-long

Jenis
Kela-min
BB Lahir
komplikasi

Lak-tasi

Kom-plikasi
Hidup
Mati
Ibu
Bayi
1

BPS
Bidan

CPD
22-11-2004
Aterm
SC
Dr.SpOG
L
3400 gram
-


Lancar
Tidak ada
Sumber: hasil anamnesa pada Ny.S pada tanggal 24 Juli 2012

  1. Riwayat Kehamilan Sekarang
    1. HPHT : 26-12-2011   HPL : 03-10-2012    UK : 30 minggu
    2. Riwayat ANC
ANC sejak umur kehamilan 8+1 minggu,  di BPS
Frekuensi :       TM I    : 1 kali
                        TM II  : 7 kali
                        TM III :  1 kali
    1. Keluhan :
- TM I              : (21-02-2012) Mual muntah
- TM II                        : (24-03-2012) Perut atas sedikit panas
  (01-04-2012) Keluar darah segar melalui jalan lahir jam 22.00
 (26-04-2012) batuk pilek selama 2 hari
- TM III           : tidak ada keluhan

    1. Imunisasi TT   : 2 kali
Tabel 3.2 :  Riwayat imunisasi ibu selama kehamila
Ke
     Tanggal
Oleh
1
21-03-2012
Bidan
2
15-04-2012
Bidan
Sumber: Data Catatan Buku KIA ibu
    1. Minum tablet Fe : ± 50 tab
    2. Pergerakan janin yang pertama pada umur kehamilan 16 minggu.
Pergerakan janin dalam 12 jam terakhir 10 kali
    1. Terapi / tindakan yang pernah didapatkan : Ibu mengatakan pernah mendapatkan terapi narvon, ramabion, cemetidin, amoxilin, paracetamol, GG, kalsium laktat, fe, pemeriksaan laboratorium (15-04-2012) dengan hasil HB: 10,2 gr%  dan pemeriksaan USG (23-07-2012) dengan hasil janin letak melintang, punggung bawah, presentasi lintang, implantasi placenta korpus belakang letak rendah, air ketuban normal.
    2. KIE yang pernah didapatkan ibu: Ibu mengatakan pernah mendapatkan KIE tentang cara mengurangi rasa mual muntah, pemenuhan kebutuhan nutrisi pada ibu hamil, pemenuhan kebutuhan istirahat,  latihan posisi nungging, tanda-tanda bahaya kehamilan trimester 1 dan 2.
    3. Kebiasaan :
-       Minum jamu                     : Ibu mengatakan tidak mengkonsumsi jamu
-       Merokok                           : Ibu mengatakan tidak pernah merokok tetapi suami ibu adalah seorang perokok aktif yang keseharianya bekerja di luar rumah.
-        Minum-minuman keras    : Ibu mengatakan tidak mengkonsumsi minuman keras
-       Obat - obat terlarang        : Ibu mengatakan tidak menggunakan obat terlarang dan selama kehamilan tidak pernah mengkosumsi obat-obatan yang di jual bebas di warung.
    1. Persiapan persalinan :
-       Tempat                             : Rumah Sakit Umum Daerah Sragen
-       Penolong                          : dokter Sp.OG
-       Pengambil keputusan       : Suami
-       Pendamping                     : Suami
-       Transportasi                      : Tersedia, mobil tetangga
-       Donor darah                     : PMI
-       Sumber Dana                    : Jampersal
  1. Riwayat KB
Tabel 3.3 : Riwayat KB ibu
No
Jenis
Kontrasepsi
Mulai memakai
Berhenti/ ganti cara
Tanggal/
Tahun
Oleh
Keluhan
Tanggal/
Tahun
Oleh
Alasan
1
Suntik 3 bulan
2004

Bidan
Tidak ada
2011
Sendiri
Ingin mempunyai anak
Sumber : data subyektif anamnesa ibu
  1. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
Tabel 3.4 : Pola kebutuhan sehari-hari
Kebutuhan
Sebelum hamil
Selama hamil
Keluhan
Nutrisi :
-          Makan

-          Minum



3xsehari (nasi,lauk,sayur)

6-7 gelas sehari
(air putih,teh)

3xsehari (nasi,lauk,sayur)

8-9 gelas sehari
(air putih,teh,susu)

Tidak ada

Tidak ada
Eliminasi :
-          BAK


-          BAB


3-4x sehari
(kuning jernih)
1x sehari
(konsistensi lembek)

5-6x sehari
(kuning jernih)
1x sehari
(konsistensi lembek)

Tidak ada

Tidak ada
Istirahat :
-          Tidur siang
-          Tidur malam

±1-2 jam sehari
± 7 jam sehari

± 2 jam sehari
± 8 jam sehari

Tidak ada
Tidak ada
Aktifitas

Mengerjakan pekerjaan rumah
Mengerjakan pekerjaan rumah
Tidak ada

Personal Hygiene


Mandi 2x/hari
Gosok gigi 2x/hari
Ganti pakaian 2x/hari
Mandi 2x/hari
Gosok gigi 2x/hari
Ganti pakaian 2x/hari
Tidak ada
Rekreasi
Sesuai keinginan
Sesuai keinginan
Tidak ada
Pola Seksual
Sesuai keinginan
Sesuai keinginan
Tidak ada
Sumber : Data subyektif anamnesa ibu
  1. Keadaan Psikologis
a.    Kehamilan (diinginkan/direncanakan/tidak) : Ibu mengatakan kehamilan ini diinginkan.
b.    Kondisi perasaan ibu sekarang                          : Ibu mengatakan sedikit cemas pada kehamilan dan proses persalinanya nanti
c.    Harapan                                                             :  Ibu berharap persalinannya lancar
  1. Keadaan Sosial dan Kultural
a.       Hubungan dengan suami                         : ibu mengatakan hubunganya dengan suami baik
b.      Hubungan dengan keluarga                     : ibu mengatakan hubunganya dengan keluarga baik
c.       Hubungan dengan masyarakat                 : ibu mengatakan hubunganya dengan masyarakat baik
d.      Hubungan dengan tenaga kesehatan       : ibu mengatakan hubunganya dengan tenaga kesehatan baik
e.       Adat/Kebiasaan keluarga/masyarakat      : ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada adat kebiasaan tertentu.
  1. Keagamaan : ibu mengatakan rajin mengerjakan sholat 5 waktu
  2. Lingkungan : Ibu mengatakan lingkungan tempat tinggalnya bersih, saat ini ibu tinggal dengan suami dan anak di rumahnya sendiri, area rumah cukup luas, kegiatan MCK di jamban pribadi dan rumah berada jauh dari area pabrik serta jalan raya. Selain itu ibu tidak mempunyai hewa peliharaan dan hewan ternak.

B.            DATA OBYEKTIF
1.      Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Baik                    Kesadaran : Composmentis
b. Tanda Vital :
            TD                               : 110/80 mm Hg
            Nadi                            : 80 kali/menit
Pernafasan                   : 24 kali/menit
Suhu                            : 36,4 0C
c. TB   : 150 cm
    BB   : sebelum hami l53 kg             Saat hamil/ sekarang 58kg     
    LILA : 25 cm
2.      Pemeriksaan fisik :
a.    Inspeksi
·      Kepala dan Leher
- Rambut/kulit kepala: bersih,hitam,bergelombang,panjang/ bersih tidak ada     ketombe dan benjolan abnormal
- Wajah                        : bersih, tidak oedema, tidak ada cloasma gravidarum
- Mata                          : simetris, konjungtiva tidak anemis,sklera tidak ikhterik, tidak ada konjungtivitis dan kantung mata.
- Hidung                      : bersih, tidak ada secret, tidak ada kelainan dan benjolan abnormal
- Mulut                       : bibir tidak pucat, tidak ada stomatitis, gigi tidak caries, gusi tidak berdarah
            - Telinga                      : simetris, tidak ada kelainan, tidak ada serument
- Leher                         : tidak terlihat pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis dan kelenjar limfe
·      Dada                            : simetris, tidak terlihat tarikan/ retraksi dinding dada
·                                                                             Payudara          : simetris, areola mammae hiperpigmentasi, pappila   menonjol, areola dan papilla tidak berkerak, kolostrum belum kelur, kulit payudara halus
·      Abdomen       
                 - Bekas luka                : ada, bekas luka SC               
- Striae gravidarum      : ada
- Terlihat pembesaran janin ke arah samping.
·      Genetalia
                 - tanda chadwich        : tidak dilakukan
                 - varices                       : tidak dilakukan                    
- bekas luka                 : tidak dilakukan
                 - kelenjar bartholini     : tidak dilakukan
            - Pengeluaran              : tidak dilakukan                    
b.      Palpasi
·      Muka                           : tidak teraba pembengkakan/ oedema
·      Leher                           : tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid, kelenjar limfe dan vena jugularis.
·      Payudara                     : tidak teraba benjolan abnormal, kolostrum belum keluar
·      Abdomen
Tidak ada pembesaran hepar/limfe, kandung kemih tidak penuh.
                 Palpasi Leopold                     
 - Leopold I                   : TFU 20 cm, teraba bagian kecil-kecil janin(ekstremitas)
- Leopold II                  : Bagian kanan perut ibu teraba bagian keras janin (kepala janin) dan bagian kiri perut ibu teraba bagian bulat,lunak,tidak melenting (bokong janin)    
- Leopold III                 : Bagian terendah janin teraba keras,memanjang seperti papan (punggung janin)
- Leopold IV                 : tidak dilakukan
Osborn tes                             : tidak dilakukan
Pemeriksaan Mc Donal: 20 cm         TBJ= (tidak di hitung karena janin letak lintang)
·      Ekstremitas
- Tangan          : tidak ada pembengkakan/ oedema, tidak ada varises
- Kaki              : tidak ada pembengkakan/ oedema, tidak ada varises
·      Genetalia         : tidak terjadi pembengkakan/ oedema
c.    Auscultasi               
·      Dada
- Paru – Paru     : pernapasan teratur (suara napas vesikuler), tidak ada ronkhi dan wheezing
- Jantung         : detak jantung teratur (luph,,dubh,luph,,dubh)
·      Abdomen
- Djj                 :  140 x/menit, teratur
- punctum maximum : kanan bawah pusat ibu
d.   Perkusi :
- Abdomen                                        : tidak kembung (suara timpani)
-  Ekstremitas (reflek patela)             : reflek ekstremitas positif +/+


3. Pemeriksaan Panggul Luar (bila perlu)
a. Distancia spinarum                        : tidak dilakukan
b. Disansia kristarum                        : tidak dilakukan
c. Boundelogue                                 : tidak dilakukan
d. Lingkar Panggul                           : tidak dilakukan
4. Pemeriksaan Penunjang/Lab
a.       Protein urine                                  : tidak dilakukan
b.      Urine Reduksi                               : tidak dilakukan
c.       Hb                                                 : tidak dilakukan
d.      Lain-lain                                        : USG tanggal 23 Juli 2012
1.    Janin
a.    Letak : melintang
b.    Punggung : bawah
c.    Presentasi : lintang
d.   DJJ : 160 x/ menit
e.    Jenis kelamin : Laki-laki
2.    Placenta
a.    Implantasi :korpus belakang letak rendah
b.    Derajat maturasi : II
3.    Air ketuban
a.    Normal
4.    Biometri janin
a.    BPD : 73,2 mm
b.    AC : 249,0 mm
c.    FL : 53,1 mm
d.   EFBW : 1308 gr
5.    Kesimpulan
Plasenta letak rendah di belakang dengan letak lintang
6.    Saran
a.    Diet TKTP
b.    Program ReSC UK: 38 minggu
II.      INTERPRETASI DATA DASAR
Tanggal :   24-07-2012                                                             Jam : 12.25 WIB
  1. Diagnosa :
Ny. S, umur 30 tahun, G2P1A0, umur kehamilan 30 minggu, janin tunggal, hidup intra uterin, letak lintang, dengan plasenta letak rendah.
Dasar    :
Subyektif :
-       Ibu mengatakan bernma Ny. S
-       Ibu mengatakan saat ini berumur 30 tahun
-       Ibu mengatakan ini adalah kehamilan keduanya dan belum pernah mengalami keguguran
-       Ibu mengatakan HPHTnya 26 Desember 2011

Obyektif :
-       Keadaan Umum : Baik                        Kesadaran : Composmentis
Tanda Vital :
TD                                    : 110/80 mm Hg
Nadi                                 : 80 kali/menit
Pernafasan                        : 24 kali/menit
Suhu                                 : 36,4 0C
-       TB       : 150 cm
BB       : sebelum hami l53 kg             Saat hamil/ sekarang 58kg     
LILA : 25 cm
-       Palpasi Leopold                      
 Leopold I           : TFU 20 cm, teraba bagian kecil-kecil janin(ekstremitas)
 Leopold II          : Bagian kanan perut ibu teraba bagian keras janin (kepala janin) dan bagian kiri perut ibu teraba bagian bulat,lunak,tidak melenting (bokong janin)
Leopold III         : Bagian terendah janin teraba keras,memanjang seperti papan (punggung janin)
Leopold IV         : tidak dilakukan
-       Gerakan janin : ± 10x selama 24 jam
-       DJJ                  : 140 x/menit
-            Lain-lain        : USG tanggal 23 Juli 2012
1.      Janin
a.    Letak : melintang
b.    Punggung : bawah
c.    Presentasi : lintang
d.   DJJ : 160 x/ menit
e.    Jenis kelamin : Laki-laki
2.      Placenta
a.    Implantasi :korpus belakang letak rendah
b.    Derajat maturasi : II
3.      Air ketuban
a.    Normal
4.      Biometri janin
a.    BPD : 73,2 mm
b.    AC : 249,0 mm
c.    FL : 53,1 mm
d.   EFBW : 1308 gr
5.      Kesimpulan
Plasenta letak rendah di belakang dengan letak lintang

  1. Masalah :
·      Nyeri pinggang
·      Cemas atas kehamilan dan menghadapi proses persalinan


Subyektif
·      Ibu mengatakan pinggangnya terasa nyeri dan saat ini ibu juga merasa cemas atas kehamilanya dan menghadap proses persalinanya nanti
Obyektif
·      Pertumbuhan janin
  1. Kebutuhan :
Pemberian KIE perubahan fisiologi kehamilan dan dukungan serta motivasi pada ibu dalam menghadapi kehamilan dan proses persalinanya,
III.   DIAGNOSA / MASALAH POTENSIAL DAN TINDAKAN ANTISIPASI
 Tanggal :  24-07-2012                                                                 Jam : 12.30 WIB
1.      Diagnosa potensial :
·      Perdarahan
2.      Dasar :
·      Placenta letak rendah
3.      Tindakan antisipasi :
·      Persalinan SC
IV.   IDENTIFIKASI TINDAKAN SEGERA
Tanggal :   24-07-2012                                                      Jam :12.33 WIB
Kolaborasi dokter Sp.OG
V.      PERENCANAAN
Tanggal : 24-07-2012                                                       Jam : 12.35 WIB
1.         Beritahu hasil pemeriksaan pada ibu mengenai keadaan ibu dan bayinya.
2.         Beri KIE pada ibu mengenai kehamilan letak lintang
3.    Beri KIE mengenai perubahan fisiologi kehamilan yang berhubungan dengan keluhan nyeri piggang.
4.         Beri informasi pada ibu mengenai tanda bahaya kehamilan trimester III
5.         Beri informasi pada ibu mengenai pengatuan pola nutrisi dan prinsip diet TKTP
6.         Anjurkan pada ibu untuk istirahatyang cukup
7.         Beri informasi pada ibu mengenai persiapan persalinan
8.         Beri motivasi pada ibu untuk menjaga kehamilan dan dalam menghadapi persalinannya.
9.         Beri terapi Fe dan rujukan ke dokter Sp.OG
10.     Anjurkan pada ibu untuk kunjungan ulang 2 minggu lagi atau jika ada keluhan
11.     Dokumentasikan hasil tindakan

VI.   PELAKSANAAN
Tanggal : 24 Juli 2012                                                    Jam : 12.40 WIB
1.    Memberitahukan pada ibu hasil pemeriksaan ibu dan bayinya,meliputi:
-       TD : 110/80 mmHg, Nadi : 80 kali/menit, Pernafasan: 24 kali/menit, Suhu   : 36,4 0C, umur kehamilan ibu 30 minggu, TB      : 150 cm, berat badan saat hamil/ sekarang 58kg, LILA : 25 cm, djj: 140x/menit.
-       Palpasi Leopold                      
 Leopold I           : TFU 20 cm, teraba bagian kecil-kecil janin(ekstremitas)
 Leopold II          : Bagian kanan perut ibu teraba bagian keras janin (kepala janin) dan bagian kiri perut ibu teraba bagian bulat,lunak,tidak melenting (bokong janin)
Leopold III         : Bagian terendah janin teraba keras,memanjang seperti papan (punggung janin)
2.    Memberi konseling pada ibu mengenai kehamilan letak lintang yaitu suatu keadaan dimana janin melintang di dalam rahim ibu dengan kepala pada sisi samping bagian perut ibu  yang satu sedangkan bokong berada pada sisi yang lain. Sehingga bagian terendah janin bukanlah kepala, melainkan punggung janin. Faktor lain yang mendukung terjadinya letak lintang adalah plasenta previa atau plasenta(ar-ari) berada di bawah dan menutupi jalan lahir, selain itu juga ada beberapa faktor yang mendukung terjadinya letak lintang yaitu: kehamilan ganda, polihidramnion (kelebihan air ketuban), atau juga karena pengkerutan pelvis. Dengan posisi yang sedemikian ini akan mempersulit terjadinya penurunan.
3.    Beri KIE pada ibu mengenai perubahan fisiologi kehamilan yang berhubungan dengan nyeri pinggang, yaitu diakibatkan karena pertumbuhan janin dalam kandungan ibu yang menekan tulang panggul ibu, sehingga ibu merasakan nyeri. Cara menyigkapinya ibu bisa menuranginya dengan tidur posisi miring dan jangan berdiri terlalu lama karena bsa lebih menambah beban yang di tumpu oleh tulang panggul ibu.
4.    Memberi informasi pada ibu mengenai tanda bahaya kehamilan trimester III, yakni meliputi : perdarahan pervaginam, sakit kepala hebat yang menetap,tidak hilang dengan istirahat,bengkak pada muka dan ekstremitas (tangan dan kaki), nyeri abdomen yang hebat, pergerakan janin kurang dari 10 kali dalam 24 jam. Jika ibu mendapati salah satu diantara tanda bahaya tersebut dianjurkan untuk segera mendatangi tenaga kesehatan terdekat.
5.    Memberi informasi pada ibu mengeni pengaturan pola nutrisinya yaitu menerapkan diet tinggi  kalori dan tinggi protein. Syarat diet ini adalah tinggi kalori, tinggi protein, cukup vitamin dan mineral, serta mudah dicerna. Untuk memudahkan, penambahan konsumsi kalori dan protein dilakukan dengan memberikan penambahan lauk dan susu. Sumber protein hewani yang baik diberikan adalah ayam, daging, hati, telur, susu, dan keju, sedangkan sumber protein nabati adalah kacang-kacangan dan hasilnya, seperti tahu, tempe, dan oncom. Makanan yang terlalu manis dan gurih yang dapat mengurangi nafsu makan, seperti gula-gula, dodol, cake, tarcis dan sebagainya, adalah bahan makanan yang dihindarkan.
6.     Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup
7.    Memberi informasi pada ibu untuk mempersiapkan keperluan selama persalinan, meliputi : pendamping selama persalinan, pengambil keputusan, transportasi, donor darah, sumber dana serta keperluan ibu dan bayi.
8.    Memberikan motivasi pada ibu untuk menjaga kehamilannya dan memersiapkan psikologi ibu dalam menghadapi proses persalinan. Berdasarkan hasil pemeriksaan USG pada tanggal 23 juli 2012 didapatkan hasil bahwa janin dalam posisi melintang dengan plasenta letak rendah, selain itu ibu juga memiliki riwayat seksio cesaria atas indikasi panggul sempit pada persalinan sebelumnya sehingga satu-satunya tindakan yang memiliki resiko terkecil untuk menyelamatkan ibu dan bayi adalah dengan tindakan seksio cesaria pada usia kehamilan 38 minggu. Meyakinkan pada ibu bahwa tenaga kesehatan akan memberikan pelayanan dan tindakan yang terbaik bagi ibu.
9.    Memberikan terapi pada ibu : tablet Fe dan Rujukan ke dokter Sp.Og bila terjadi kegawatdaruratan sewaktu-waktu.
10.     Menganjurkan pada ibu untuk melakukan kunjungan ulang 2 minggu lagi atau jika ada keluhan sebelum jadwal seksio cesaria.
11.     Mendokumentasikan hasil tindakan.

VII.     EVALUASI
Tanggal : 24-07-2012                                                   Jam : 12.50 WIB
1.    Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaannya, bahwa keadaan ibu janinnya sehat.
2.    Ibu sudah mengetahui mengenai kehamilan letak lintang
3.    Ibu sudah mengetahui tanda-tanda bahaya terimester III dan ibu bersedia untuk datang ke tenaga kesehatan apabila ditemukan tanda bahaya tersebut.
4.    Ibu sudah mengetahui tentang prinsip diet TKTP dan bersedia untuk mengatur pola nutrisinya.
5.    Ibu bersedia untuk istirahat yang cukup
6.     Ibu bersedia untuk mempersiapkan keperluan selama persalinan
7.    Ibu sudah tampak tenang dan yakin bahwa seksio cesaria adalah tindakan yang paling tepat untuk menyelamatkan ibu dan janinnya.
8.    Ibu bersedia untuk melakukan kunjungan ulang 2 minggu lagi atau jika ada keluhan sebelum jadwal seksio cesaria.
9.    Dokumentasi telah dilakukan.











BAB IV
PEMBAHASAN

A.  KESENJANGAN
Tidak terjadi kesenjangan antara teori dengan pratik saat pelaksanaan tindakan pemeriksaan ANC pada ibu hamil. Semua point penting dalam pelaksanaan tindakan dilakukan secara sistematis.

B.  PEMBAHASAN
Dalam pelaksanaan pemeriksaan ANC, tindakan penanganan dan pemeriksaan sudah dilakukan, meliputi:
a.    Senyum salam sapa
b.    Pemeriksaan subyektif
·      Identitas ibu
·      Hari pertama haid terakhir ibu
·      Anamnesa keluhan yang di rasakan ibu
·      Riwayat sehat sakit ibu
·      Riwayat hamil, bersalin, nifas dan kb ibu yang lalu
·      Riwayat ANC selama kehamilan
c.    Pemeriksaan obyktif
·      Penimbangan berat badan
·      Pengukuran  tekanan darah
·      Pengukuran TFU
·      Palpasi leopold
d.   Penyampaian hasil pemeriksaaan
e.    Pemberian KIE dan motivasi pada ibu berdasarkan keluhan
f.       Pemberian terapi dan cara pengkonsumsiannya





BAB V
PENUTUP

A.  KESIMPULAN
Kehamilan adalah proses pelepasan ovum, terjadi migrasi spermatozoa dan ovum, terjadi konsepsi dan pertumbuhan zigot, terjadi nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm (Manuaba, 2010)
Letak lintang terjadi bila sumbu memanjang ibu membentuk sudut tegak lurus dengan sumbu memanjang janin. Ini lebih sering terjadi pada multipara dibanding primigravida oleh karena kelemahan otot-otot uterus dan abdomen. Faktor-faktor etiologis lain meliputi plasenta previa, tumor yang menyebabkan obstruksi, kehamilan ganda, anomal janin,hydramnion,prematuritas, disproporsi kepala panggung, kelainan-kelainan uterus sepeti uterus subseptus, uterus arcuatus dan uterus bicornis, dan panggung sempit.
Placenta letak rendah (Low Lying Placenta) adalah tepi plasenta berada 3 – 4 cm diatas pinggir pembukaan.  Persalinan dengan sc pada letak lintang di indikasikan , untuk menghindari resiko perinatal. Menurut Browne, klasifikasi plasenta previa didasarkan atas terabanya jaringan plasenta melalui pembukaan jalan lahir pada waktu tertentu, yaitu:
·       Plasenta Previa Totalis (menutupi seluruh jalan lahir)
·       Plasenta Previta Parsialis (menutupi sebagian atau separuh jala lahir)
·       Plasenta Previa Marginalis (menutupi jalan lahir hanya bagian tepi plasenta)
·       Low Lying Placenta (Plasenta Letak Rendah)
Lateralis plasenta atau kadang disebut juga plasenta berbahaya tempat implantasi beberapa millimeter atau cm dari tepi jalan lahir risiko perdarahan tetap ada, namun bisa dibilang kecil, dan bisa dilahirkan pervaginam dengan aman. Pinggir plasenta berada kira-kira 3 atau 4 cm diatas pinggir pembukaan, sehingga tidak akan teraba pada pembukaan jalan lahir. Keluhan adanya plasenta previa yang biasanya muncul adalah pendarahan dari kemaluan yang tidak terasa nyeri, darah berwarna merah segar, perut tidak tegang, tidak ada kontraksi.
Apabila plasenta previa menutupi jalan lahir baik total maupun sebagian maka tindakan bedah sesar merupakan pilihan paling aman ketika sudah terhenti dan umur kehamilan telah aterm (38 minggu). Jika plasenta tidak menutupi mulut rahim (plasenta marginalis atau letak rendah) maka persalinan pervaginam bisa dilakukan selama tidak ada perdarahan banyak saat persalinan. 

B.  SARAN
Berdasarkan hasil kesimpulan diatas, maka penulis dapat memberikan saran antara lain :
1.    Bagi bidan
Bidan sebaiknya mampu mendeteksi secara dini kasus kehamilan letak lintang yang terjadi pada ibu hamil dengan melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan fungsi pelaksana seorang bidan, pemeriksaan lepold tiap kali melakukan pemeriksaan sehingga dapat diketahui lebih dini adanya kelainan pada ibu
2.    Bagi masyarakat khususnya ibu hamil
Sebaiknya ibu hamil secara rutin memeriksakan kehamilannya pada tenaga kesehatan agar diketahui lebih dini bila ada tanda-tanda bahaya terhadap kehamilan dan janin serta melakukan pemeriksaan USG guna mengetahui keadaan janin dalam kandunganya lebih jelas.
3.    Bagi instansi pelayanan kesehatan
Sebaiknya pelayanan kesehatan dapat memberikan pelayanan yang sesuai dengan standar kualitas pelayanan khususnya pada ibu hamil. Dapat meningkatkan sarana dan prasarana pada pelayanan kesehatan guna meningkatkan mutu pelayanan terhadap masyarakat.


4.      Bagi institusi pendidikan
Menambah ilmu pengetahuan tentang Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dengan letak lintang di sertai placenta letak rendah  dan memperkaya referensi sebagai bahan referensi di perpustakaan.
5.      Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjut lebih dapat melaksanakan asuhan pada ibu dengan letak lintang disertai placenta letak rendah dengan lebih kompeten dan sesuai dengan prosedur yang ada di instansi kesehatan.























DAFTAR PUSTAKA

 Harry Oxorn William R. Forte. 2010.  Ilmu kebidanan patologi & fisiologi persalinan human labor and birth .Yayasan Essentia Medica: Yogyakarta
Helen Varney. 2002. Buku Saku Bidan. EGC:Jakarta

Sarwono prawirohardjo.2006.Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo: Jakarta

http://innanoorinayati.blogspot.com/2011/12/asuhan-kehamilan-dengan-letak-lintang.html