Senin, 17 Juni 2013

PERSIAPAN ASUHAN NEONATUS BAYI DAN BALITA



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang
Setiap bayi baru lahir akan mengalami bahaya jiwa saat proses kelahirannya. Ancaman jiwa berupa kamatian tidak dapat diduga secara pasti walaupun denagn bantuan alat-alat medis modern sekalipun,sering kali memberikan gambaran berbeda terhadap kondisi bayi saat lahir.
Oleh karena itu kemauan dan keterampilan tenaga medis yang menangani kelahiran bayi mutlak sangat dibutuhkan, tetapi tidak semua tenaga medis memiliki kemampuan dan keterampilan standar walaupun mereka itu memiliki latar belakang pendidikan sebagai profesional ahli.

B.     Tujuan
1.         Untuk mengetahui penyebab kegawatdaruratan pada neonatus
2.         Untuk mengetahui kondisi-kondisi yang menyebabkan kegawatdaruratan pada neonatus
3.         Untuk mengetahui penanganan kegawatdaruratan pada neonatus
4.         Untuk mengetahui penyakit yang lazim terjadi pada neonatus











BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Neonatus
1.        Neonatus adalah masa kehidupan pertama di luar rahim sampai dengan usia 28 hari, dimana terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan didalam rahim menjadi diluar rahim. Pada masa ini terjadi pematangan organ hampir pada semua system. Masa perubahan yang paling besar terjadi selama jam ke 24-72 pertama.
(di akses tanggal 27 September 2011 jam 12.35
2.        Neonatus adalah organisme yang berada pada periode adaptasi kehidupan intrauterin ke ekstrauterin. Masa neonatus adalah periode selama satu bulan tepat 4 minggu atau 28 hari setelah lahir).
(di akses tanggal 27 September 2011 jam 12:25

B.     Faktor-Faktor yang Menyebabkan Kegawatdaruratan pada Neonatus
1.      Faktor Kehamilan
a)         Kehamilan kurang bulan
b)         Kehamilan dengan penyakit DM
c)         Kehamilan dengn gawat janin
d)        Kehamilan dengan penyakit kronis ibu
e)         Kehamilan dengan pertumbuhan janin terhambat
f)          Kehamilan lebih bulan
g)         Infertilitas
2.      Faktor pada Partus
a)         Partus dengan infeksi intrapartum
b)         Partus dengan penggunaan obat sedatif
3.      Faktor pada Bayi
a)         Skor apgar yang rendah
b)         BBLR
c)         Bayi kurang bulan
d)        Berat lahir lebih dari 4000gr
e)         Cacat bawaan
f)         Frekuensi pernafasan dengan 2x observasi lebih dari 60/menit

C.    Kondisi-Kondisi Yang Menyebabkan Kegawatdaruratan Neonatus
1)      Hipotermia
a)    Pengertian Hipotermia
Hipotermia adalah kondisi dimana suhu tubuh < 360C atau kedua kaki dan tangan teraba dingin.
b)   Akibat hipotermia
Meningkatnya konsumsi oksigen (terjadi hipoksia), terjadinya metabolik asidosis sebagai konsekuensi glikolisis anaerobik, dan menurunnya simpanan glikogen dengan akibat hipoglikemia. Hilangnya kalori tampak dengan turunnya berat badan yang dapat ditanggulangi dengan meningkatkan intake kalori.
c)    Etiologi dan faktor presipitasi dari hipotermia antara lain:
prematuritas, asfiksia, sepsis, kondisi neurologik seperti meningitis dan perdarahan cerebral, pengeringan yang tidak adekuat setelah kelahiran dan eksposure suhu lingkungan yang dingin.
d)   Penanganan hipotermia ditujukan pada:
1) Mencegah hipotermia,
2) Mengenal bayi dengan hipotermia,
3) Mengenal resiko hipotermia,
4) Tindakan pada hipotermia.
e)    Tanda-tanda klinis hipotermia:
Hipotermia sedang (suhu tubuh 320C - <360C ), tanda-tandanya antara lain : kaki teraba dingin, kemampuan menghisap lemah, tangisan lemah dan kulit berwarna tidak rata atau disebut kutis marmorata.
Hipotermia berat (suhu tubuh < 320C ), tanda-tandanya antara lain : sama dengan hipotermia sedang, dan disertai dengan pernafasan lambat tidak teratur, bunyi jantung lambat, terkadang disertai hipoglikemi dan asidosisi metabolik.
  Stadium lanjut hipotermia, tanda-tandanya antara lain : muka, ujung kaki dan tangan berwarna merah terang, bagian tubuh lainnya pucat, kulit mengeras, merah dan timbul edema terutama pada punggung, kaki dan tangan.

2)      Hipertermia
a)    Pengertian Hipertermia
Hipertermia adalah kondisi suhu tubuh tinggi karena kegagalan termoregulasi. Hipertermia terjadi ketika tubuh menghasilkan atau menyerap lebih banyak panas daripada mengeluarkan panas.
b)   Penyebab Hipertermia
Penyebab paling umum adalah heat stroke dan reaksi negatif obat. Heat stroke adalah kondisi akut hipertermia yang disebabkan oleh kontak yang terlalu lama dengan benda yang mempunyai panas berlebihan. Sehingga mekanisme penganturan panas tubuh menjadi tidak terkendali dan menyebabkan suhu tubuh naik tak terkendali.



c)    Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala : panas, kulit kering, kulit menjadi merah dan teraba panas, pelebaran pembuluh darah dalam upaya untuk meningkatkan pembuangan panas, bibir bengkak.

3)      Hiperglikemia
a)    Pengertian Hiperglikemia
Hiperglikemia atau gula darah tinggi adalah suatu kondisi dimana jumlah glukosa dalam plasma darah berlebihan.
b)   Penyebab Hiperglikemia
Hiperglikemia disebabkan oleh diabetes mellitus. Pada diabetes melitus, hiperglikemia biasanya disebabkan karena kadar insulin yang rendah dan / atau oleh resistensi insulin pada sel. Kadar insulin rendah dan / atau resistensi insulin tubuh disebabkan karena kegagalan tubuh mengkonversi glukosa menjadi glikogen, pada akhirnyanya membuat sulit atau tidak mungkin untuk menghilangkan kelebihan glukosa dari darah.
c)    Gejala Hiperglikemia
Gejala hiperglikemia antara lain : polifagi (sering kelaparan), polidipsi (sering haus), poliuri (sering buang air kecil), penglihatan kabur, kelelahan, berat badan menurun, sulit terjadi penyembuhan luka, mulut kering, kulit kering atau gatal, impotensi (pria), infeksi berulang, kussmaul hiperventilasi, arrhythmia, pingsan, koma.

4)      Tetanus neonaturum
a)    Pengetian Tetanus Neonatorum
Tetanus neonatorum adalah penyakit tetanus yang diderita oleh bayi baru lahir yang disebabkan karena basil klostridium tetani.
b)   Tanda-tanda klinis Tetanus Neonatorum
Tanda-tanda klinis antara lain : bayi tiba-tiba panas dan tidak mau minum, mulut mencucu seperti mulut ikan, mudah terangsang, gelisah (kadang-kadang menangis) dan sering kejang disertai sianosis, kaku kuduk sampai opistotonus, ekstremitas terulur dan kaku, dahi berkerut, alis mata terangkat, sudut mulut tertarik ke bawah, muka rhisus sardonikus.
c)      Penatalaksanaan yang dapat diberikan :
1)         Membersihkan jalan napas
2)         Melonggarkan atau buka pakaian bayi
3)        Memasukkan sendok atau tong spatel yang dibungkus kasa ke dalam mulut bayi
4)         Menciptakan lingkungan yang tenang dan
5)        Memberikan ASI sedikit demi sedikit saat bayi tidak kejang. (di akses tanggal 27 September 2011 jam 12:35

D.      Neonatus Beresiko Tinggi
Macam-macam Resiko Tinggi pada Neonatus, meliputi:
1.      Asfiksia
a)         Pengertian Asfiksia
Asfiksia adalah kondisi depresi bayi saat dilahirkan dengan menunjukkan gejala tonus otot yang menurun dan mengalami kesulitan mempertahankan pernafasan yang wajar. Hal ini menunjukkan bahwa upaya pernafasan yang tidak cukup untuk kebutuhan ventilasi paru-paru. Kondisi menyebabkan kurangnya pengambilan oksigen dan pengeluaran karbondioksida.
b)        Fase atau tahapan Asfiksia
1)        Apnu Primer
Hal-hal yang terjadi pada tahapan Apnu Primer:
                                                    I.     Pernafasan yang cepat dengan periode yang lambat
                                                 II.     Denyut jantung menurun
                                              III.     Tonus neuromuskuler berkurang
2)        Apnu Sekunder
Hal-hal yang terjadi pada tahapan Apnu Sekunder:
                                                    I.     Pernafasan megap-megap yang dalam
                                                 II.     Denyut jantung terus menurun
                                              III.     Bayi terlihat lemas
                                              IV.     Tekanan darah dan kadar oksigen terus menurun
                                                 V.     Bayi tidak bereaksi terhadap rangsangan dan tidak menunjukkan upaya pernafasan secara spontan
(Sarwono, 2008. Hal 347)
c)         Cara menagani
1)      Bila napas bayi kurang 20 kali/ menit atau bayi mengalami mengap – mengap, lakukan resusitasi dengan menggunakan balon sungkup
2)      Beri oksigen bila di perlukan, rangi oksigen secra bertahap sampai batas baling rendah untu memperbaiki gangguan napas dan mencegah sianosis sentral.
3)      Ukur suhu aksila tiap dua jam , jika di temui suhu abnormal lalu tangani
4)      Yakinkan bayi dapat minum dengan baik.
()

2.      Gangguan Pernafasan
a)         Pengertian gangguan penafasan
Keadaan kekurangan oksigen yang terjadi dalam jangka waktu relatif lama sehingga mengaktifkan metabolisme anaerob yang menghasilkan asam laktat.
(di akses tanggal 28 september jam 09:35
http://abhique.blogspot.com/2008/06/kegawatan-pernafasan-pada-bayi.html)
b)        Penyebab gangguan pernafasan
1)        Obstruksi jalan nafas
2)        Penyakit parenkhim paru-paru
3)        Kelainan perkembangan organ
4)        Di luar paru-paru (non pulmonary)
(Sarwono, 2008. Hal 370)
3.    Bayi Berat Lahir Rendah
a)    Pengertian Bayi Berat Lahir Rendah
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500 gram.
b)   Berkaitan penanganan dan harapan hidupnya, bayi berat lahir rendah dibedakan dalam:
1)        Bayi berat lahir rendah (BBLR), berat lahir 1500-2500 gram
2)        Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR), berat lahir < 1500 gram
3)        Bayi berat lahir ekstrem rendah (BBLER), berat lahir < 1000 gram
(Sarwono, 2008. Hal 376)
4.    Ikterus
a)         Pengertian Ikterus
Ikterus adalah warna kuning yang tampak pada kulit dan mukos, karena adanya penumpukan bilirubin akibat peningkatan kadarnya dalam darah.
(Di akses tanggal 28 September 2011 jam 10:25
http://ayurai.wordpress.com/2009/03/13/ikterus-neonaturum/)
b)        Ikterus fisiologis adalah:
1)   Ikterus yang timbul pada hari kedua dan ketiga
2)   Tidak mempunyai dasar patologis
3)   Kadarnya tidak melampaui kadar yang membahayakan
4)   Tidak mempunyai potensi menjadi kern-ikterus
5)   Tidak menyebabkan suatu morbiditas pada bayi
c)         Ikterus patologis adalah:
1)   Ikterus yang mempunyai dasar patologis
2)   Kadar bilirubinnya mencapai nilai hiperbilirubin
(Sarwono, 2008. Hal 381)
3)   Ikterus yang terjadi pada 24 pertama sesudah kelahiran
4)   Ikterus yang disertai berat bayi lahir kurang dari 2000 gram, masa gestasi kurang dari 36 minggu, asfiksia, hipoksia, infeksi.
(Surasmi,dkk. 2002. Hal 57)
5.    Kejang
a)    Pengertian kejang
Kejang adalah manifestasi klinis khas yang berlangsung secara intermitten dapat berupa gangguan kesadaran, tingkah laku, emosi, motorik, sensorik, dan atau otonom yang disebabkan oleh lepasnya muatan listrik yang berlebihan di neuron otak.
(di akses tanggal 28 September 2011 jam 10:45
http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2010/02/kejang_pada_anak.pdf)
b)   Penyebab kejang
1)        Trauma susunan syaraf pusat, dapat terjadi pada persalinan presentasi bokong
2)        Kelainan metabolisme
3)        Infeksi
4)        Ketergantungan obat
5)        Polisitemia
(Sarwono, 2008. Hal 391-392)
c)    Tanda-tanda kejang
1)        Hiperaktif
2)        Tiba-tiba menangis melengking
3)        Tonus otot hilang atau tidak dengan hilangnya kesadaran
4)        Pergerakan yang tidak terkendali
(Sarwono, 2008. Hal 396)
6.    Gangguan saluran cerna atau perut buncit
Tanda-tanda gangguan saluran cerna atau perut buncit:
1)   Gangguan minum
2)   Muntah-muntah disertai atau tanpa cairan empedu
3)   Dehidrasi dengan turgor kulit yang buruk
4)   Ubun-ubun cekung
5)   Ikterus
6)   Perut membuncit dengan atau tanpa pembesaran hati
7)   Diare atau konstipasi
(Sarwono, 2008. Hal 398)

E.       Masalah Umum yang di Hadapi Bayi Baru Lahir
1.      Kulit Bayi Kuning
Biasanya, bayi baru lahir menderita penyakit kuning, karena mereka memiliki terlalu banyak bilirubin dalam darah. Bilirubin adalah pigmen kuning yang dihasilkan oleh pemecahan hemoglobin (Hb) di dalam hati (liver). Masalah ini menyebabkan bayi menguning di bagian mata dan kulit.
Kondisi ini termasuk masalah umum, yang mempengaruhi hampir 80 persen bayi baru lahir, selama minggu pertama hidup mereka. Masalah ini menyebabkan menguning di bagian mata dan kulit. Biasanya hari ketiga atau keempat kuning pada bayi masih tampak jelas terlihat dan reda hari ketujuh atau kesepuluh.
Penyakit ini tidak berbahaya. Untuk menanganinya, bayi hanya perlu dijemur di bawah terik matahari pagi secara rutin. Paparan sinar dan memberikan ASI terus menerus juga menjadi pengobatan sederhana, yang bisa membantu ekskresi bilirubin melalui urin. Namun jika bilirubin tinggi, bayi mungkin perlu pengobatan khusus seperti fototerapi.
2.      Infeksi tali pusat
Saat masih di dalam rahim ibu, tali pusat bermanfaat menyediakan makanan bayi dan oksigen selama di dalam rahim. Setelah lahir, bayi tidak tergantung pada tali pusat sebagai penyalur makanannya. Saat lahir, tali ini akan dipotong.
Namun, perawatan tali pusat setelah dipotong harus dilakukan dengan hati-hati, karena area ini harus selalu bersih dan kering agar tidak terjadi infeksi. Jangan tutupi dengan kain, popok atau bahkan mengaplikasikan bedak untuk mengeringkannya. Potongan tali pusat akan mengerut, kering dan rontok dalam waktu kurang dari sebulan.
3.      Bayi menangis terus menerus
Kolik atau bayi menangis selama berjam-jam hal yang wajar bagi bayi baru lahir. Hal ini terjadi karena bayi menelan udara saat mengambil napas. Udara ini lolos dari perut ke usus menyebabkan rasa sakit dan ketidaknyamanan. Kondisi ini hanya sementara. Jangan memberikan obat apapun, hingga bayi bersendawa.
Bersendawa akan membawa udara yang tertelan dan memberikan rasa lega pada bayi. Dan jangan panik jika bayi sering bersendawa atau cegukan setelah mengonsumsi ASI. Kondisi ini akan normal setelah bayi berusia tiga bulan.
4.      Mata sulit dibuka
Kebanyakan bayi akan sulit membuka mata setelah lahir. Bahkan sering terlihat kotoran kental kekuningan dari mata. Hal ini terutama disebabkan oleh penyumbatan saluran air mata. Membersihkannya dengan hati-hati bisa membantunya membuka mata lebar.
Tapi gunakan kapas steril yang sudah direndam air mendidih dan dihangatkan untuk menghindari infeksi. Perlu diingat, jangan pernah mencampur kapas mata dengan kapas pembersih kotoran bayi.
5.      Muntah
Muntah atau gumoh untuk sebutan pada bayi baru lahir lumrah terjadi ketika bayi mengalami kelebihan lendir di perut. Jika si kecil sering mengalami hal ini, cobalah memberinya makan dalam porsi kecil, namun sering,  dan membiarkan bayi bersendawa setelah minum ASI. Cara ini bisa membantunya lebih lega. Jika bayi mengalami demam dan muntah berulang kali, segera membawanya ke dokter. Anda juga harus memperhatikan, jangan sampai bayi mengalami dehidrasi. Berikan asupan cairan yang cukup.
(di akses tanggal 27 September 2011 jam 12:00


























DAFTAR PUSTAKA

http://ayurai.wordpress.com/2009/03/13/ikterus-neonaturum, Di akses tanggal 28 September 2011 jam 10:25
MNH-JHPEGO.1999.Panduan Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir. Jakarta : IDDI (UUK perinatologi)
Sarwono. 2008. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Surasmi, dkk. 2002. Perawatan Bayi Risiko Tinggi. Jakarta:EGC