BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Setiap
bayi baru lahir akan mengalami bahaya jiwa saat proses kelahirannya. Ancaman
jiwa berupa kamatian tidak dapat diduga secara pasti walaupun denagn bantuan
alat-alat medis modern sekalipun,sering kali memberikan gambaran berbeda terhadap
kondisi bayi saat lahir.
Oleh
karena itu kemauan dan keterampilan tenaga medis yang menangani kelahiran bayi
mutlak sangat dibutuhkan, tetapi tidak semua tenaga medis memiliki kemampuan
dan keterampilan standar walaupun mereka itu memiliki latar belakang pendidikan
sebagai profesional ahli.
B.
Tujuan
1.
Untuk mengetahui penyebab
kegawatdaruratan pada neonatus
2.
Untuk mengetahui kondisi-kondisi yang
menyebabkan kegawatdaruratan pada neonatus
3.
Untuk mengetahui penanganan
kegawatdaruratan pada neonatus
4.
Untuk mengetahui penyakit yang lazim
terjadi pada neonatus
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Neonatus adalah masa kehidupan pertama
di luar rahim sampai dengan usia 28 hari, dimana terjadi perubahan yang sangat
besar dari kehidupan didalam rahim menjadi diluar rahim. Pada masa ini terjadi
pematangan organ hampir pada semua system. Masa perubahan yang paling besar
terjadi selama jam ke 24-72 pertama.
(di akses
tanggal 27 September 2011 jam 12.35
2.
Neonatus adalah organisme yang berada
pada periode adaptasi kehidupan intrauterin ke ekstrauterin. Masa neonatus
adalah periode selama satu bulan tepat 4 minggu atau 28 hari setelah lahir).
(di
akses tanggal 27 September 2011 jam 12:25
B.
Faktor-Faktor yang Menyebabkan
Kegawatdaruratan pada Neonatus
1.
Faktor Kehamilan
a)
Kehamilan kurang bulan
b)
Kehamilan dengan penyakit DM
c)
Kehamilan dengn gawat janin
d)
Kehamilan dengan penyakit kronis ibu
e)
Kehamilan dengan pertumbuhan janin
terhambat
f)
Kehamilan lebih bulan
g)
Infertilitas
2.
Faktor pada Partus
a)
Partus dengan infeksi intrapartum
b)
Partus dengan penggunaan obat sedatif
3.
Faktor pada Bayi
a)
Skor apgar yang rendah
b)
BBLR
c)
Bayi kurang bulan
d)
Berat lahir lebih dari 4000gr
e)
Cacat bawaan
f)
Frekuensi pernafasan dengan 2x observasi
lebih dari 60/menit
C.
Kondisi-Kondisi Yang Menyebabkan
Kegawatdaruratan Neonatus
1)
Hipotermia
a) Pengertian
Hipotermia
Hipotermia adalah kondisi dimana suhu
tubuh < 360C atau kedua kaki dan tangan teraba dingin.
b) Akibat
hipotermia
Meningkatnya konsumsi oksigen (terjadi
hipoksia), terjadinya metabolik asidosis sebagai konsekuensi glikolisis
anaerobik, dan menurunnya simpanan glikogen dengan akibat hipoglikemia.
Hilangnya kalori tampak dengan turunnya berat badan yang dapat ditanggulangi
dengan meningkatkan intake kalori.
c) Etiologi
dan faktor presipitasi dari hipotermia antara lain:
prematuritas, asfiksia, sepsis, kondisi
neurologik seperti meningitis dan perdarahan cerebral, pengeringan yang tidak
adekuat setelah kelahiran dan eksposure suhu lingkungan yang dingin.
d) Penanganan
hipotermia ditujukan pada:
1) Mencegah hipotermia,
2) Mengenal bayi dengan hipotermia,
3) Mengenal resiko hipotermia,
4) Tindakan pada hipotermia.
e) Tanda-tanda
klinis hipotermia:
Hipotermia sedang (suhu tubuh 320C
- <360C ), tanda-tandanya antara lain : kaki teraba dingin,
kemampuan menghisap lemah, tangisan lemah dan kulit berwarna tidak rata atau
disebut kutis marmorata.
Hipotermia berat (suhu tubuh < 320C
), tanda-tandanya antara lain : sama dengan hipotermia sedang, dan disertai
dengan pernafasan lambat tidak teratur, bunyi jantung lambat, terkadang
disertai hipoglikemi dan asidosisi metabolik.
Stadium lanjut hipotermia,
tanda-tandanya antara lain : muka, ujung kaki dan tangan berwarna merah terang,
bagian tubuh lainnya pucat, kulit mengeras, merah dan timbul edema terutama
pada punggung, kaki dan tangan.
2) Hipertermia
a) Pengertian
Hipertermia
Hipertermia adalah kondisi suhu tubuh
tinggi karena kegagalan termoregulasi. Hipertermia terjadi ketika tubuh
menghasilkan atau menyerap lebih banyak panas daripada mengeluarkan panas.
b) Penyebab
Hipertermia
Penyebab paling umum adalah heat stroke
dan reaksi negatif obat. Heat stroke adalah kondisi akut hipertermia yang
disebabkan oleh kontak yang terlalu lama dengan benda yang mempunyai panas
berlebihan. Sehingga mekanisme penganturan panas tubuh menjadi tidak terkendali
dan menyebabkan suhu tubuh naik tak terkendali.
c) Tanda
dan Gejala
Tanda dan gejala : panas, kulit kering,
kulit menjadi merah dan teraba panas, pelebaran pembuluh darah dalam upaya
untuk meningkatkan pembuangan panas, bibir bengkak.
3) Hiperglikemia
a) Pengertian
Hiperglikemia
Hiperglikemia
atau gula darah tinggi adalah suatu kondisi dimana jumlah glukosa dalam plasma
darah berlebihan.
b) Penyebab
Hiperglikemia
Hiperglikemia disebabkan oleh diabetes
mellitus. Pada diabetes melitus, hiperglikemia biasanya disebabkan karena kadar
insulin yang rendah dan / atau oleh resistensi insulin pada sel. Kadar insulin
rendah dan / atau resistensi insulin tubuh disebabkan karena kegagalan tubuh
mengkonversi glukosa menjadi glikogen, pada akhirnyanya membuat sulit atau
tidak mungkin untuk menghilangkan kelebihan glukosa dari darah.
c) Gejala
Hiperglikemia
Gejala hiperglikemia antara lain :
polifagi (sering kelaparan), polidipsi (sering haus), poliuri (sering buang air
kecil), penglihatan kabur, kelelahan, berat badan menurun, sulit terjadi
penyembuhan luka, mulut kering, kulit kering atau gatal, impotensi (pria),
infeksi berulang, kussmaul hiperventilasi, arrhythmia, pingsan, koma.
4)
Tetanus
neonaturum
a) Pengetian
Tetanus Neonatorum
Tetanus neonatorum adalah penyakit
tetanus yang diderita oleh bayi baru lahir yang disebabkan karena basil
klostridium tetani.
b) Tanda-tanda
klinis Tetanus Neonatorum
Tanda-tanda
klinis antara lain : bayi tiba-tiba panas dan tidak mau minum, mulut mencucu
seperti mulut ikan, mudah terangsang, gelisah (kadang-kadang menangis) dan
sering kejang disertai sianosis, kaku kuduk sampai opistotonus, ekstremitas
terulur dan kaku, dahi berkerut, alis mata terangkat, sudut mulut tertarik ke
bawah, muka rhisus sardonikus.
c) Penatalaksanaan
yang dapat diberikan :
1)
Membersihkan jalan napas
2)
Melonggarkan atau buka pakaian bayi
3)
Memasukkan sendok atau tong spatel yang
dibungkus kasa ke dalam mulut bayi
4)
Menciptakan lingkungan yang tenang dan
5)
Memberikan ASI sedikit demi sedikit saat
bayi tidak kejang. (di akses tanggal 27 September 2011 jam 12:35
D.
Neonatus
Beresiko Tinggi
Macam-macam
Resiko Tinggi pada Neonatus, meliputi:
1.
Asfiksia
a)
Pengertian Asfiksia
Asfiksia
adalah kondisi depresi bayi saat dilahirkan dengan menunjukkan gejala tonus
otot yang menurun dan mengalami kesulitan mempertahankan pernafasan yang wajar.
Hal ini menunjukkan bahwa upaya pernafasan yang tidak cukup untuk kebutuhan
ventilasi paru-paru. Kondisi menyebabkan kurangnya pengambilan oksigen dan
pengeluaran karbondioksida.
b)
Fase atau tahapan Asfiksia
1)
Apnu Primer
Hal-hal
yang terjadi pada tahapan Apnu Primer:
I. Pernafasan
yang cepat dengan periode yang lambat
II. Denyut
jantung menurun
III. Tonus
neuromuskuler berkurang
2)
Apnu Sekunder
Hal-hal
yang terjadi pada tahapan Apnu Sekunder:
I. Pernafasan
megap-megap yang dalam
II. Denyut
jantung terus menurun
III. Bayi
terlihat lemas
IV. Tekanan
darah dan kadar oksigen terus menurun
V. Bayi
tidak bereaksi terhadap rangsangan dan tidak menunjukkan upaya pernafasan
secara spontan
(Sarwono,
2008. Hal 347)
c)
Cara menagani
1) Bila
napas bayi kurang 20 kali/ menit atau bayi mengalami mengap – mengap, lakukan
resusitasi dengan menggunakan balon sungkup
2) Beri
oksigen bila di perlukan, rangi oksigen secra bertahap sampai batas baling
rendah untu memperbaiki gangguan napas dan mencegah sianosis sentral.
3) Ukur
suhu aksila tiap dua jam , jika di temui suhu abnormal lalu tangani
4) Yakinkan
bayi dapat minum dengan baik.
()
2.
Gangguan Pernafasan
a)
Pengertian gangguan penafasan
Keadaan
kekurangan oksigen yang terjadi dalam jangka waktu relatif lama sehingga
mengaktifkan metabolisme anaerob yang menghasilkan asam laktat.
(di akses tanggal 28 september jam 09:35
http://abhique.blogspot.com/2008/06/kegawatan-pernafasan-pada-bayi.html)
b)
Penyebab gangguan pernafasan
1)
Obstruksi jalan nafas
2)
Penyakit parenkhim paru-paru
3)
Kelainan perkembangan organ
4)
Di luar paru-paru (non pulmonary)
(Sarwono,
2008. Hal 370)
3. Bayi
Berat Lahir Rendah
a) Pengertian
Bayi Berat Lahir Rendah
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah
bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500 gram.
b) Berkaitan
penanganan dan harapan hidupnya, bayi berat lahir rendah dibedakan dalam:
1)
Bayi berat lahir rendah (BBLR), berat
lahir 1500-2500 gram
2)
Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR),
berat lahir < 1500 gram
3)
Bayi berat lahir ekstrem rendah (BBLER),
berat lahir < 1000 gram
(Sarwono,
2008. Hal 376)
4. Ikterus
a)
Pengertian Ikterus
Ikterus adalah warna kuning yang tampak
pada kulit dan mukos, karena adanya penumpukan bilirubin akibat peningkatan
kadarnya dalam darah.
(Di
akses tanggal 28 September 2011 jam 10:25
http://ayurai.wordpress.com/2009/03/13/ikterus-neonaturum/)
b)
Ikterus fisiologis adalah:
1) Ikterus
yang timbul pada hari kedua dan ketiga
2) Tidak
mempunyai dasar patologis
3) Kadarnya
tidak melampaui kadar yang membahayakan
4) Tidak
mempunyai potensi menjadi kern-ikterus
5) Tidak
menyebabkan suatu morbiditas pada bayi
c)
Ikterus patologis adalah:
1) Ikterus
yang mempunyai dasar patologis
2) Kadar
bilirubinnya mencapai nilai hiperbilirubin
(Sarwono,
2008. Hal 381)
3) Ikterus
yang terjadi pada 24 pertama sesudah kelahiran
4) Ikterus
yang disertai berat bayi lahir kurang dari 2000 gram, masa gestasi kurang dari
36 minggu, asfiksia, hipoksia, infeksi.
(Surasmi,dkk.
2002. Hal 57)
5. Kejang
a) Pengertian
kejang
Kejang adalah manifestasi klinis khas
yang berlangsung secara intermitten dapat berupa gangguan kesadaran, tingkah
laku, emosi, motorik, sensorik, dan atau otonom yang disebabkan oleh lepasnya muatan
listrik yang berlebihan di neuron otak.
(di
akses tanggal 28 September 2011 jam 10:45
http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2010/02/kejang_pada_anak.pdf)
b) Penyebab
kejang
1)
Trauma susunan syaraf pusat, dapat
terjadi pada persalinan presentasi bokong
2)
Kelainan metabolisme
3)
Infeksi
4)
Ketergantungan obat
5)
Polisitemia
(Sarwono,
2008. Hal 391-392)
c) Tanda-tanda
kejang
1)
Hiperaktif
2)
Tiba-tiba menangis melengking
3)
Tonus otot hilang atau tidak dengan
hilangnya kesadaran
4)
Pergerakan yang tidak terkendali
(Sarwono,
2008. Hal 396)
6. Gangguan
saluran cerna atau perut buncit
Tanda-tanda
gangguan saluran cerna atau perut buncit:
1) Gangguan
minum
2) Muntah-muntah
disertai atau tanpa cairan empedu
3) Dehidrasi
dengan turgor kulit yang buruk
4) Ubun-ubun
cekung
5) Ikterus
6) Perut
membuncit dengan atau tanpa pembesaran hati
7) Diare
atau konstipasi
(Sarwono, 2008. Hal
398)
E.
Masalah
Umum yang di Hadapi Bayi Baru Lahir
1.
Kulit Bayi Kuning
Biasanya,
bayi baru lahir menderita penyakit kuning, karena mereka memiliki terlalu
banyak bilirubin dalam darah. Bilirubin adalah pigmen kuning yang dihasilkan
oleh pemecahan hemoglobin (Hb) di dalam hati (liver). Masalah ini menyebabkan
bayi menguning di bagian mata dan kulit.
Kondisi
ini termasuk masalah umum, yang mempengaruhi hampir 80 persen bayi baru lahir,
selama minggu pertama hidup mereka. Masalah ini menyebabkan menguning di bagian
mata dan kulit. Biasanya hari ketiga atau keempat kuning pada bayi masih tampak
jelas terlihat dan reda hari ketujuh atau kesepuluh.
Penyakit
ini tidak berbahaya. Untuk menanganinya, bayi hanya perlu dijemur di bawah
terik matahari pagi secara rutin. Paparan sinar dan memberikan ASI terus
menerus juga menjadi pengobatan sederhana, yang bisa membantu ekskresi
bilirubin melalui urin. Namun jika bilirubin tinggi, bayi mungkin perlu
pengobatan khusus seperti fototerapi.
2.
Infeksi tali pusat
Saat
masih di dalam rahim ibu, tali pusat bermanfaat menyediakan makanan bayi dan
oksigen selama di dalam rahim. Setelah lahir, bayi tidak tergantung pada tali
pusat sebagai penyalur makanannya. Saat lahir, tali ini akan dipotong.
Namun,
perawatan tali pusat setelah dipotong harus dilakukan dengan hati-hati, karena
area ini harus selalu bersih dan kering agar tidak terjadi infeksi. Jangan
tutupi dengan kain, popok atau bahkan mengaplikasikan bedak untuk
mengeringkannya. Potongan tali pusat akan mengerut, kering dan rontok dalam
waktu kurang dari sebulan.
3.
Bayi menangis terus menerus
Kolik
atau bayi menangis selama berjam-jam hal yang wajar bagi bayi baru lahir. Hal
ini terjadi karena bayi menelan udara saat mengambil napas. Udara ini lolos
dari perut ke usus menyebabkan rasa sakit dan ketidaknyamanan. Kondisi ini
hanya sementara. Jangan memberikan obat apapun, hingga bayi bersendawa.
Bersendawa
akan membawa udara yang tertelan dan memberikan rasa lega pada bayi. Dan jangan
panik jika bayi sering bersendawa atau cegukan setelah mengonsumsi ASI. Kondisi
ini akan normal setelah bayi berusia tiga bulan.
4.
Mata sulit dibuka
Kebanyakan
bayi akan sulit membuka mata setelah lahir. Bahkan sering terlihat kotoran
kental kekuningan dari mata. Hal ini terutama disebabkan oleh penyumbatan
saluran air mata. Membersihkannya dengan hati-hati bisa membantunya membuka
mata lebar.
Tapi gunakan kapas
steril yang sudah direndam air mendidih dan dihangatkan untuk menghindari
infeksi. Perlu diingat, jangan pernah mencampur kapas mata dengan kapas
pembersih kotoran bayi.
5.
Muntah
Muntah
atau gumoh untuk sebutan pada bayi baru lahir lumrah terjadi ketika bayi
mengalami kelebihan lendir di perut. Jika si kecil sering mengalami hal ini,
cobalah memberinya makan dalam porsi kecil, namun sering, dan membiarkan
bayi bersendawa setelah minum ASI. Cara ini bisa membantunya lebih lega. Jika
bayi mengalami demam dan muntah berulang kali, segera membawanya ke dokter.
Anda juga harus memperhatikan, jangan sampai bayi mengalami dehidrasi. Berikan
asupan cairan yang cukup.
(di akses
tanggal 27 September 2011 jam 12:00
DAFTAR
PUSTAKA
http://abhique.blogspot.com/2008/06/kegawatan-pernafasan-pada-bayi.html,
di akses tanggal 28 september jam 09:35
http://akatsuki-ners.blogspot.com/2011/05/penatalaksanaan-kegawatdaruratan-pada.html,
di akses tanggal 27 September 2011 jam 12:25
http://ayurai.wordpress.com/2009/03/13/ikterus-neonaturum,
Di akses tanggal 28 September 2011 jam 10:25
http://infoibuhamil.info/search/penyakit-yang-sering-terjadi-pada-neonatus-dan-balita,
akses tanggal 27 September 2011 jam 12:00
http://maphiablack.blogspot.com/2010/10/kegawatdaruratan-pada-bayi-baru-lahir.html,
di akses tanggal 27 September 2011 jam 12.35
http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2010/02/kejang_pada_anak.pdf,
di akses tanggal 28 September 2011 jam 10:45
MNH-JHPEGO.1999.Panduan Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir. Jakarta : IDDI (UUK
perinatologi)
Sarwono. 2008. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Surasmi, dkk. 2002. Perawatan Bayi Risiko Tinggi. Jakarta:EGC