Rintihan itu tak mungkin lagi terasa di herankan oleh orang
yang ada di sekelilingku. Sejak 3 tahun yang lalu kan terus terulang acap kali
q teringt se2orang yg pernah terasa istimewa dalam hidup q, sosok yang begitu
manis mengisi hari2 q.Semua bermula dari suatu pagi yang cerah, burung2
bernyanyi di pucuk Randu yang tumbuh di depan rumah Q. tiba2 handphone q
bergetar tanda adanya suatu pangilan udara untuk q, ternyata itu dari Steven.
“Hallo,selamat pagi.”
sapa q dengan ramah
“Hallo Anna cyax, lagi apa pagi2 gini?.” tanyanya mungkin
hanya sekedar ingin tau
“Aku lagi du2k2 jha sambil nikmatin udara pagi.” jawab q
dengan santai
Tapi tanpa q bertanya apa maksud dari telfonya pada q, ia tlah
menympaikan maksudnya terlebih dahulu pada q.
“hari ini kamu sibuk g’? jalan2 yuck, aku pingin mengenag awal
pertemuan kita dulu, sungai yg g pernah bisa q lupakan.” Pintanya padaku
“Ya boleh, kamu jemput aku ya.”
Tak lama beselang Kijang hitam melunjur di halaman rumah q. Senyum
senang bertemu denganya, maka q sambut kedatanganya dngan hati bahagia, dengan
ijin ibu dan ayahku kamipun pergi ke tempat tujuan semula.
Sepanjang semua terasa indah, kami mengupas cerita awal
bertemu hingga rasa sayang mulai timbul di antara kami, semua serasa tak
mungkin dan tak terduga, namun q sangat bahagia memilikinya yang begitu
perhatian pada q.
Namun tak seberuntung yang q duga, tiba2 mobil yang tadi
nyaman tersa tak lagi, Steven pun keluar mengeceknya, ternyta ban belakang
tertusuk paku, kami harus mencari tempat tambal ban di wilayah sekitar.
Menunggu adalah hal membosankan bgi q, dengan wajah BT’ aku pun melontarkan
omelan padanya.
“ Maaf ya, gara2 bocor jadi bikin kamu marah, ku janji dech
kalo ada kesempatan main lagi, aku bakal persiapkan sebaik mungkin semuanya.” Dengan
sabar ia meminta maaf pada q.
1 jam sudah berselang, perjalanan kami lanjutkan. Seblum
berangkat Steven memandangi wajahku dengan lekat, seakan benar – benar merasa
bersalah pada q.
“ Aku benar2 minta maaf
ya, aku berharap kebahagiaan hai ini akan menjadi ganti kesalahanku padamu”
Kijang hitam itu membawa kami menuju sungai Bengawan yang
menjadi saksi pertemuanku dengan Steven ketika kami masih jadi mahasiswa baru
di Solo. Ia bersama temanya untuk memancing, sedangkan aku datang untuk
menghirup segarnya udara dan kembang2 yang ada di sekitar sungai.
Tiba di tempat itu, cuaca mnjadi sangat panas, mood q berubah
buruk kembali. Yang q bayangkan indah tiba2 kembali hitam dan menyebalkan, lama
sudah kami tak ke tempat ini, semua terasa beda,,jembatan bamboo yang dulu
menyenagkan untuk di sebrangi, kiri terlihat reot tak terurus.
“ huft, dah sampek sini, malah liht yang beginian, enak tadi
tidur jha di rumah, seharusnya sebelum ajak aku k sini tu di lihat dulu masih
bagus g’ tempatnya.”
“ iya maaf ya, aku emang g’ sempat ke sisni dulu, q kira masih
bagus kayak dulu”
Q lihat ia kebingungn mencari hal yang bisa membuat q
bahagia,, iapun berjalan menuju mobinya, dan q tak tau apa yang ia ambil,
ternyta hanya sebuah buku tulis kecil yang berwarna warni.
Ternyta ia berusaha membuat kapal dari kertas tulis itu dengan
niat mengiburku yang selalu di buat kesal olehnya.
“cynx, kita main perahu2an yuck, nanti punya siapa yang
jalanya pling cepat, dia boleh minta apa aja sama yang kalah, gimana?” bujuknya
padaku
“ iya boleh, aku pasti menang,, ,,,heheheh” ucpku sambil PD
abies
Perahu siap di luncurkan, dngan nama Anna dan Steven. Kami
siap2 duduk di atas jembatan bambo yang reot untuk meluncurkan perahu kami, di
mulai hitungan 1,,,2,,,3,,kapalpun meluncur.
Seakan nasib baik tertuju padanya, perahunya pun melaju
kencang seirin arus sungai yang tak begitu deras,, aku pun sedikit kesal dan
tak terima,,melihat wajahku yang asam,,ia berusaha memperlamat laju perahunya
dengan menariknya dengan ranting kayu yang di ambil dari pinggir sungai.
“ cyanx,,,lihat punyamu lebih cepat,, ya Anna hebat,,,”
teriaknya menyemangatiku yg sudah kalah.
Tanpa sadar ia berdiri di atas jembatan bambo yang sudah
rapun, kakinya terpeleset dan akhirnya ia jatuh ke sungai,, aku yang tak bisa
berenang hanya bisa berteriak minta tolong, tapi sayang tak ada satupun orang
yang datang menolong kami. Ia mulai tengelam, dank u lihat ada yang menariknya
semakin dalam, seperti buaya besar, namun tak jelas terlihat oleh q.
“ Anna tolonoooong aku” suaranya mengiris fikiranku yang mulai
bingung
Aku nekat menceburkan diriku ke sungai berusaha menolongnya,
tapi aku yang tak bisa berenag justru hanya membuat semua tidak membaik, akupun
pingsan dan terbawa arus sungai. Tak tau apa yang terjadi dengan Steven.
Aku terbangun dari kegelapn, setelah q sadari ternyata aku ada
di sebuah RS Moewardi di daerah Jebres. Q tanyakan pada orang tuaku tentag
kabar Steven, tapi mereka hanya memandangiku dan mulai berkaca2.
Tangisanku terpecah ketika mereka mulai berkata jika ada kabar
duka untuk q.
“ Nak,, Steven telah pergi menemui yang kuasa, kita tlah
berusaha menolong nyawanya, tapi tuhan berkehendak lain, ibu dan ayah harap
kamu sabar ya nak”
Mendegar
kata2 itu serasa waktu terhenti, detak jantungkupun tertekan, nafasku melambat,
ada rasa tak ingin melihat indahnya dunia lagi tanpa Steven di sisiku.Orang
yang sangat q sayang pergi dengan cara yang begitu menyedihkan. Tuhan adakah
cara untuk mengganti semua takdir hidup ini. Bisakah ia kembali padaku lagi,
tak akan ku siakan dia dan tak tak q sakiti dia ya Tuhan
semoga cerpen ini bisa menghibur
BalasHapus:)
BalasHapus